GridOto.com - Buat sobat yang sedang mencari motor sport fairing 250 cc, bisa melirik Honda CBR250R generasi pertama berkode MC41.
Namun, sebelum membeli motor yang diimpor secara utuh atau Completely Built Up (CBU) dari Thailand ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Terpenting, adalah memastikan kondisi mesin dalam keadaan baik melalui indikasi suara mesin.
"Intinya harus cek kondisi mesin, cari bahan yang memang suaranya halus, karena kalau suaranya kasar sudah pasti jajan," kata Arjuna Kiki Gunawan, pemilik bengkel spesialis motor sport, Mahendra Motosport (MMS) kepada GridOto.com, Sabtu (8/2/2020).
(Baca Juga: Seken Keren: Jangan Malas Membersihkan Karburator Kawasaki W175, Awas Rawan Mampet!)
Ia melanjutkan, suara kasar bisa timbul dari komponen jeroan mesin yang rusak.
"Karena Honda CBR250R ini dudukan kruk as dia enggak pakai bearing, dia pakainya metal. Kalau metal sudah kena (baret) begitu mesin dihidupkan ada suara hentakan seperti besi beradu 'bletak'," jelasnya.
"Bagian kepala silinder juga sama, dia rocker arm pakai metal juga, kalau oli telat naik atau olinya enggak cocok, ya sudah jadi gampang berisik headnya," sambungnya.
Jadi, menurutnya, kelemahan CBR250R ini beberapa komponennya banyak yang cepat kalah alias rusak.
Selain itu mencari ganti spare partnya tidak mudah.
(Baca Juga: Seken Keren: Pasang Rem Cakram Belakang di Kawasaki W175, Modal Siapkan Rp 1 Jutaan!)
"Kalaupun cari spare part copotan harus tahu linknya, biasanya di grup CBR, dan setahu saya cuma ada beberapa orang yang main," ujar pria yang akrab disapa Kang Black ini.
Kelemahan lainnya, ia menjelaskan, bagian spul motor sport fairing 250 cc satu silinder ini mudah gosong, sehingga menyebabkan engine check menyala.
"Kan kalau spul gosong tekanan arus ke kiprok jadi enggak bagus, nah itu biasanya engine cek menyala," imbuh Kang Black.
Ia juga menyarankan, ketika semua kondisi mesin sudah dipastikan aman, periksa bagian filter oli.
Karena menurutnya, sumber permasalahan motor ini ada pada filter oli yang gampang tersumbat, sehingga sirkulasi oli untuk melumasi mesin tidak lancar.
"Pergantiannya sendiri kalau mau bagus, dua kali ganti oli mesin, satu kalo ganti filter oli," jelasnya.
"Kira-kira Itu saja sih problem konsumen di lapangan yang sering kami tangani," tutup Kang Black.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR