GridOto.com - Di seluruh dunia, lampu APILL (alat pemberi isyarat lalu lintas) memang diberi warna merah, kuning, dan hijau.
Makanya APILL yang lebih dikenal sebagai lampu lalu lintas (traffic lights) kerap disebut lampu merah, hingga plesetannya di daerah Jawa yaitu 'bangjo' (abang ijo).
Tapi kenapa sih harus merah, kuning, dan hijau? Nah begini penjelasannya...
Pertama, merah merupakan warna yang memiliki gelombang terpanjang pada spektrum dan warna ini dapat dilihat dari jarak jauh dibandingkan warna yang lainnya.
(Baca Juga: Lima Lampu APILL Bakal Diuji Coba di Simpang Lima UNY Yogyakarta, Warga Sebut Malah Ganggu Arus Kendaraan)
Selain itu warna merah juga melambangkan bahaya dan berhubungan dengan maut, makanya kenapa warna merah ini diisyaratkan untuk berhenti.
Yang kedua, warna kuning dipercaya dapat menghasilkan tanda-tanda yang sangat reflektif atau dapat dilihat dengan jelas setelah warna merah.
Oleh sebab itu zona peringatan penting lainnya juga diberi warna kuning sebagai warna peringatan atau hati-hati.
Nah kalau ngomongin soal warna hijau ini cukup unik karena hijau ini sebenarnya mengikuti sejarah kereta api.
Sejak tahun 1830-an, lampu digunakan oleh industri kereta api dimana lampu warna merah digunakan untuk tanda berhenti, lampu putih sebagai tanda boleh melaju, dan lampu hijau sebagai tanda berhati-hati.
Namun pada tahun 1914, sebuah lensa merah terjatuh dari tempatnya sehingga membuat lampu menyorotkan warna putih yang berarti boleh melaju.
Tabrakan antar kereta pun terjadi dan sejak saat itu diputuskan bahwa warna hijau untuk isyarat boleh melaju dan warna kuning isyarat harus berhati-hati.
Beberapa waktu lalu Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu juga sempat berkomentar kalau ketiga warna ini adalah warna yang Solid.
"Ketiga warna ini juga warna yang paling mudah terlihat dan menyolok dari kejauhan, sehingga warna tersebut sering digunakan untuk peringatan atau emergency," jelasnya.
Jadi enggak asal tuh pemilihan warnanya kenapa enggak pakai warna lain seperti oranye, ungu, atau biru!
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR