GridOto.com - Pembalap Aprilia, Andrea Iannone diskors karena urinnya positif mengandung doping saat menjalani tes anti-doping setelah MotoGP Malaysia 2019 lalu.
Andrea Iannone kemudian mengajukan sampel kedua (sampel B), dan hasilnya juga positif.
Analisis sampel kedua (sampel B) ditemukan Steroid Androgenik Anabolik Eksogen (AAS) atau bernama lain Drostanolone dalam jumlah kecil.
Menurut pengacara Iannone, Antonio De Rensis zat tersebut mungkin saja tanpa disadari dikonsumsi melalui daging.
(Baca Juga: Kena Kasus Doping, Aprilia Tunjuk Karel Abraham Gantikan Andrea Iannone?)
Mengingat jumlahnya yang kecil, hal ini mungkin saja terjadi kata sang pengacara.
Untuk sementara Iannone tetap dilarang tampil di semua ajang roda dua naungan FIM.
Drostanolone umumnya dikonsumsi sebagai obat untuk membentuk tubuh, dan berguna untuk menjaga bentuk tubuh pembalap agar ramping.
"Analisis banding harus membuktikan adanya metabolit yang setara dengan 1.150 nanogram per milimeter, jumlah yang kecil," kata Antonio De Rensis dilansir GridOto.com dari Crash.
"Mengingat Iannone telah berada di Asia selama lebih dari sebulan dan tes dilakukan segera setelah GP," sambung Antonio De Rensis.
"Terkait dengan urin Iannone, sampel sangat padat, sama dengan 1.024 nanogram per mililiter, dikarenakan dehidrasi yang kuat setelah balapan," jelas Antonio De Rensis.
(Baca Juga: Gara-gara Kasus Iannone , Pengawasan Doping di MotoGP Diperketat?)
Iannone masih bisa naik banding terakhir ke Pengadilan Arbitrase Olahraga dalam kurun beberapa waktu kedepan.
Setelah itu, selang 45 hari keputusan akan ditentukan mengenai hukuman yang akan diterima Andrea Iannone.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Crash.net |
KOMENTAR