GridOto.com - Punya 3 varian mesin berkubikasi besar mulai dari 3.000 cc, 4.400 cc dan 4.600 cc bertransmisi manual yang didukung penggerak roda All Wheel Drive (AWD), BMW X5 E53 tentu bisa diandalkan dalam menanjak dan melibas berbagai medan jalan.
Didesain oleh Chris Bangle dan Chris Chapman, tampilan X5 E53 terkesan agak kaku namun gagah dan terlihat mewah, untuk interior juga memakai basic BMW 5 series E39.
BMW X5 E53 merupakan mobil kalangan atas yang cukup eksklusif yang kabarnya hanya ada 1.000 unit di Indonesia.
Namun sebelum membeli SUV mewah yang bisa ditebus di angka Rp 140 jutaan tersebut, pembeli harus tahu nih apa penyakit dari X5 E53.
(Baca Juga: Seken Keren: Sebelum Beli BMW X5, Intip Dulu Nih Harga Komponen Fast Moving-nya)
Imam Hanafi, Owner bengkel spesialis BMW, BMS di Depok mengatakan X5 generasi pertama tak punya penyakit khusus.
"BMW X5 E53 ini bandel penyakitnya paling karena faktor usia partnya aja yang perlu diganti, tergantung cara perawatan dan pemakaiannya aja," ujar Imam, Sabtu (28/12/2019).
"Di mesin aja paling ganti sensor chamshaft, sensor crankshaft kalo udah usia kan pada rontok yang berimbas mesin hidup tapi digas gak jalan. Kedua sensor itu buat mengatur pengapian sama speed," jelasnya kepada GridOto.com.
Untuk masalah kedua sensor tersebut, Imam menyarankan pemilik X5 harus menggantinya.
(Baca Juga: Seken Keren: BMW X5 E53, SUV Eropa yang Harga Pasarannya Kini Setara LMPV Baru)
"Usia sensor saya gak bisa pastiin karena tergantung pemakaian cuma biasanya lama kok masanya, kalau rusak gak bisa dibenerin jadi harus ganti biayanya sekitar Rp 2 jutaan itu pakai yang ori BMW," ujar Imam.
"Kaki-kaki juga kuat tapi balik lagi sama cara pakainya, kalau makainya kasar segala tanggul, lobang dihajar apalagi ukuran bannya digedein. Itu bisa memperpendek usia kaki-kaki X5," tambahnya.
Masalah BMW X5 E53 yang makan biaya besar jika diperbaiki, menurut Imam ada di bagian transfer case yang fungsinya sebagai pembagi daya antara penggerak roda depan dengan penggerak roda belakang.
"Karena faktor usia transfer case kadang suka jebol, tapi di bengkel ini jarang ada X5 yang transfer case-nya rusak. Yang paling sering diperbaiki paling rantainya kendor, seal, bearing, teflon. Kisaran biayanya bisa Rp 20 juta hingga Rp 25 jutaan," terangnya.
(Baca Juga: Seken Keren: BMW X5 Haram Diisi Pertalite, Efeknya Piston Bisa 'Goyang Dombret')
Imam menambahkan, intinya BMW X5 lama bandel, enggak cengeng karena mayoritas kerusakan karena suku cadang yang termakan usia.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR