GridOto.com - Hari ini (14/12) ada balapan ketahanan Sepang 8 Hours dimana tim tuan rumah, Sepang Racing Team, mewakilkan 3 pembalap di ajang perdana ini.
Sepang Racing Team memakai jasa pembalapnya di MotoGP, Franco Morbidelli, lalu ada mantan pembalap MotoGP asal Malaysia, Hafizh Syahrin, dan juga pembalap keturunan Indonesia di World Superbike yang juara 4 kali Suzuka 8 Hours, Michael van der Mark.
Sebenarnya, tim Sepang ingin kedua pembalapnya di MotoGP, Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo, ikut dalam ajang ini.
Tapi hanya Morbidelli yang senang hati melakukannya, bahkan tanpa keraguan.
(Baca Juga: Bos Tim Ferrari Berencana Rekrut Pembalap Berpengalaman Untuk F1 Musim 2021)
Sementara bintang baru MotoGP, Fabio Quartararo, menolaknya bujukan tim Sepang.
Awalnya dulu, alasan Quartararo adalah balapan selama libur musim akan mengganggu persiapannya menyongsong MotoGP 2020, ada ketakutan jika mengalami cedera.
Semua orang biasa dengan alasan Quartararo, tapi ternyata ada informasi lain yang cukup mengejutkan.
Kabar tersebut baru keluar saat balapan akan dimulai hari ini.
Seperti dilansir GridOto.com dari Speedweek.com, ada penyebab lain kenapa Quartararo urung tampil di Sepang 8 Hours ini.
Kabarnya, Quartararo memasang tarif terlampau tinggi untuk balapan ini.
Sudah mulai jual mahal karena jadi bintang baru nih.
"Manajernya, Eric Mahe, meminta uang 200 ribu Euro untuk balapan ini, makanya akhirnya van der Mark dibawa ke tim ini," ungkap salah satu sumber terpercaya yang tidak disebutkan namanya, seperti dilansir GridOto.com dari Speedweek.com.
(Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pencurian Suku Cadang Pada MotoGP Malaysia 2019)
Angka 200 ribu Euro itu senilai Rp 3,1 miliar, angka yang disebut terlampau tinggi untuk sekali balapan di Sepang 8 Hours.
Tim Sepang Racing Team sempat kecewa pada awalnya dulu karena tidak bisa membawa 2 pembalapnya ke Sepang 8 Hours.
Tapi pada akhirnya, sang bos, Razlan Razali, berdalih bahwa masuknya van der Mark menggantikan Quartararo karena pengalamannya lebih banyak di ajang balap ketahanan.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | speedweek.com |
KOMENTAR