GridOto.com - Penggunaan mobil listrik dianggap mampu mengurangi polusi sekaligus mengurangi ketergantungan impor BBM yang berasal dari energi fosil yang jumlahnya terbatas.
Walaupun beberapa tipe mobil listrik sudah banyak dijual, namun secara umum harganya masih terlampau tinggi sehingga, masyarakat belum bisa beralih dari mobil konvensional ke mobil listrik yang ramah lingkungan.
Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, masyarakat Indonesia bisa beralih ke mobil listrik jika harganya sudah setara dengan segmen mobil Low Multi Purpose Vehicle (LMPV).
"Market mobil terbesar di Indonesia itu di kelas LMPV atau MPV low segmen yang disitu lagi rame-ramenya lah. Ada Avanza, Xpander dan lain-lain. Jadi kalau mau masuk, ya harga mobil listrik harus segitu," ujar Soerjo, Selasa, (26/11/2019).
(Baca Juga: Dukung Percepatan Mobil Listrik, Mitsubishi Resmikan Fasilitas Quick Charger di Senayan)
Sekadar informasi Toyota Avanza ataupun Mitsubishi Xpander yang saat ini rata-rata dibanderol Rp 200 jutaan, sedangkan mobil EV (Electrical Vehicle) seperti Tesla Model 3 harganya mencapai Rp 1 miliaran lebih.
Soerjo mengungkapkan, mahalnya harga disebabkan faktor teknologi mobil listrik yang masih mahal.
"Problem mobil listrik ada di teknologi, terutama harga baterainya masih mahal. Jadi ada study harga baterai itu sekitar 5.000 US dollar, solusinya pemerintah harus kasih subsidi untuk baterai mobil listrik seperti di Norwegia," terang Soerjo.
Selain itu, Soerjo menambahkan calon pembeli mobil listrik nantinya harus mendapatkan keistimewaan ketika sudah memiliki mobil listrik.
(Baca Juga: Populasi Mobil Listrik Toyota Tahun Depan Diprediksi Meningkat)
"Kalau di luar negeri pemilik mobil listrik ada yang free toll, ya di Jakarta sudah ada bebas ganjil-genap. Tapi harus ada yang lainnya seperti potongan harga saat mengecas. Nah, kemudahan itu yang akan bisa memasyarakatkan mobil listrik," tutup Soerjo.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR