GridOto.com - Energi fosil yang sejauh ini masih menjadi sumber bahan bakar utama kendaraan bermotor tak selamanya tersedia.
Ditambah dampak dari emisi pembuangan bahan bakar kendaraan konvensional tersebut membuat kualitas udara di wilayah perkotaan seperti Jakarta kian buruk.
Oleh karena itu, lewat Perpres No. 55 tahun 2019 percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan harus segera terealisasikan.
Namun, kendaraan bermotor listrik (KBL) baik roda dua maupun roda empat yang bergantung pada baterai, dianggap sangat mengandalkan fasilitas pengecasan seperti SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum.
(Baca Juga: Dukung Percepatan Mobil Listrik, Mitsubishi Resmikan Fasilitas Quick Charger di Senayan)
Zainal Arifin, Ketua Tim Mobil Listrik PLN mengatakan, PLN sudah melakukan benchmark tentang pengecasan kendaraan listrik di dunia.
"Kami sudah mempelajari keefektivitasan pengecasan Electric Vehicle (EV) di tiga kota di dunia yaitu Hongkong, Bromwich dan Manchester. Pengecasan baterai EV yang efektif itu pada jam 10 malam sampai jam 5 pagi," kata Zainal.
"Dari hasil studi tersebut 85 persen pemilik EV mengecas di rumah, 10 persen di stasiun pengecasan umum dan 5 persen ngecas di fast charger. Yang 5 persen itu kendaraan seperti taksi yang jam operasionalnya bisa 12 jam.
Berdasarkan data tersebut, Zainal menyebut kendaraan listrik pribadi tidak akan terlalu bergantung pada stasiun pengecasan seperti SPKLU.
(Baca Juga: Jadi Mobil Listrik Pertama Mazda, Apakah MX-30 Bakal Masuk Indonesia?)
"Biasanya kendaraan seperti mobil pribadi kan paling dipakai sekitar 3 jam, baterai mobil listrik tidak akan habis di pakai dalam sehari jadi tidak terlalu butuh mengecas di stasiun fast charger karena di rumah juga ada listrik," ujar Zainal, Selasa (26/11/2019).
Walau tetap dibutuhkan, pemilik EV nampaknya tidak perlu mengecas kendaraannya setiap hari di SPKLU kecuali dalam perjalanan jauh dengan jarak tempuh ratusan kilometer.
Zainal menambahkan, kendaraan listrik akan lebih sukses dibanding yang mengandalkan bahan bakar gas.
"Persepsi menyamakan kendaraan listrik dengan konvensional yang harus tiap hari mengisi BBM ke SPBU itu salah karena bisa cas dirumah. Oleh karena itu EV bisa lebih sukses dibanding kendaraan berbahan bakar gas yang terbentur masalah infrastruktur," tutup Zainal.
(Baca Juga: MotoSola, Panel Tenaga Surya Solusi Buat Ngecas Motor Listrik Kalau Enggak Nemu Colokan)
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR