GridOto.com - Terkait skema Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang baru, PT Toyota Astra Motor (TAM) menginginkan untuk produksi secara lokal jajaran mobil hybrid-nya.
Hal itu dilakukan untuk menekan harga mobil dengan teknologi elektrifikasi itu di Indonesia.
Sehingga masyarakat tertarik untuk beralih ke mobil yang lebih ramah lingkungan jika harganya terjangkau.
(Baca Juga: Toyota Targetkan Penjualan 1.000 Unit Mobil Hybrid Hingga Akhir Tahun 2019)
"Tapi kembali lagi ke principal ya sebenarnya, peraturan mengenai emisi (PPnBM) sudah keluar. Mobil hybrid harganya dulu Rp 700 juta sampai Rp 800 juta, sekarang turun ke Rp 500 jutaan," kata Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
"Untuk menurunkan hybrid ini lebih murah lagi ke harga Rp 300 jutaan, memang pilihan pertama adalah produksi lokal, itu sudah pasti," sambungnya.
Skema PPnBM baru nantinya mengacu pada besaran emisi gas buang yang dihasilkan.
Aturan tersebut telah ditandatangani Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 15 Oktober 2019, dan baru diterapkan dua tahun setelah diundangkan, tepatnya pada 16 Oktober 2021.
Sehingga, makin rendah emisi, pajaknya semakin kecil, bahkan nol untuk mobil listrik.
(Baca Juga: Toyota Raize di Jepang Sudah Kena Sentuhan TRD dan Modellista, Begini Tampilannya)
Anton juga melanjutkan, saat ini principal Toyota di Jepang belum bisa mengatakan produk hybrid apa yang nantinya akan diproduksi di Indonesia.
Namun, demi tercapainya harga yang lebih murah, lokalisasi tetap menjadi pilihan, meski belum ditentukan kapan.
"Tapi kalau memang arahnya ke sana, saya rasa untuk mencapai harga yang ekonomis produksi lokal menjadi pilihan," terang Anton lagi.
Saat ini Toyota memiliki beberapa jajaran mobil hybrid yang Completely Built Up (CBU) atau diimpor secara utuh untuk dipasarkan di Indonesia.
Di antaranya C-HR Hybrid yang dibanderol mulai Rp 523,35 juta, Corolla Hybrid mulai Rp 566,3 juta, dan Camry Hybrid mulai Rp 809,4 juta.
Harga tersebut On The Road (OTR) DKI Jakarta.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR