GridOto.com - Keberadaan ojek online memang sangat membantu bagi masyarakat.
Dengan menggunakan jasa ojek online semua jadi mudah konsumen tinggal klik tidak perlu ke pinggir jalan.
Bahkan ojek daring atau ojek online (ojol) sudah merambah dengan cepat ke seluruh pelosok Nusantara.
Di perkotaan, terutama di Jakarta telah menjadi masalah sosial baru.
(Baca Juga: Driver Ojol Tidak Setuju Mantan Bos Gojek Jadi Menteri, Hingga Ancam Buat Aksi Penolakan!)
Di satu sisi memberikan kemudahan publik mendapatkan transportasi cepat sampai tujuan.
Namun di lain hal sudah menimbulkan banyak persoalan, seperti parkir di sembarang tempat (termasuk di atas trotoar), menerobos palang pintu perlintasan KA, pegang telpon genggam di atas motor berjalan, beroperasi di atas trotoar, ditegur aparat hukum jika melanggar cenderung melawan dan bertindak kasar.
Menanggapi hal ini, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan, hingga sekarang angka pasti jumlah pengemudi ojol hanya Tuhan dan aplikator yang tahu.
"Pemerintah pun tidak tahu berapa jumlah pastinya. Bagaimana pemerintah mau mengatur, membina dan mengawasi, jika jumlah angka pasti saja tidak diketahui hingga sekarang," kata Djoko kepada GridOto.com di Jakarta, Sabtu (9/11/2019).
(Baca Juga: Viral Anggota Polisi Berlaku Kasar Pada Ojol, Begini Komentar Petinggi Polisi)
Djoko mengaku, pemerintah cenderung mendukung karena dianggap dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warganya.
"Kelemahan pemerintah dalam menyediakan transportasi umum, kondisi pelayanan transportasi yang buruk, komposisi strata perekomian dan perilaku khas masyarakat Nusantara di manfaatkan menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan dari semua sisi dari segi bisnis," ungkapnya.
"Sehingga itu menjadi hal yang kurang menguntungkan dari sisi pemerintàh dan masyarakat pengguna," tambahnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR