GridOto.com - Honda BeAT memang jadi skutik paling laris di pasaran saat ini, coba saja iseng hitung di lampu merah selama satu jam, mungkin 15 menit sudah capek duluan.
Nah kalau ngomongin sejarah Honda BeAT generasi awal yang pakai karburator, pasti lihat lampu depannya mirip deh sama moge CBR yang dijadikan foto utama di atas.
Bicara soal kemiripan desain antar kendaraan, kalau diulik pasti ada saja, apalagi kalau satu merek.
Moge ini adalah Honda CBR954RR FireBlade yang meluncur pada tahun 2002-2003 saja.
(Baca Juga: Honda CBR1000RR-R Resmi Diperkenalkan, Eh Sudah Tahu Belum Arti Singkatan CBR?)
Honda CBR954RR Fireblade ini adalah generasi keenam sekaligus terakhir dari klan Honda CBR900RR sebelum akhirnya digantikan dengan seri CBR1000RR.
Tapi memang cuma bagian muka saja yang mirip. Kalau membahas mesin, jelas ibarat langit dan bumi.
Powernya tembus 154 dk dan torsinya sebesar 91,1 Nm.
Untuk ukuran moge 900cc, bobotnya terbilang enteng hanya 168kg saja. Bahkan hanya beda 3 kg dengan Honda CBR250RR yang bobotnya di angka 165kg.
Sebagai generasi pamungkas dari klan Honda CBR900RR sebelum dilanjutkan jadi Honda CBR1000RR series, CBR954 FireBlade ini punya fitur-fitur unggulan dibandingkan generasi sebelumnya.
Sebut saja injektor yang lebih besar, radiator lebih besar, hingga ECU yang di-mapping ulang.
Dari segi sasis dan lengan ayun juga diperbaharui untuk membantu di sektor handling sesuai dengan filosofi 'Total Control' Honda.
Meski harus dimatikan produksinya pada tahun 2003, ternyata tampang CBR954RR muncul lagi pada tahun 2008 di desain muka Honda BeAT.
(Baca Juga: Ini Daftar Keunggulan Honda CBR1000RR-R FireBlade 2020, Terinspirasi Dari MotoGP)
Meski dalam versi yang jauh lebih kecil, siapa sangka desain muka seperti ini ternyata sukses di pasaran.
Dijamin memang belum banyak yang 'ngeh' kalau ternyata Honda BeAT punya DNA moge walau cuma nurun di lampu depannya saja.
Jadi buat kamu pengguna Honda BeAT terutama yang generasi awal, enggak perlu minder karena punya tampang moge, lho!
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR