GridOto.com - Sejak 2018, Bosch untuk pertama kalinya memproduksi Electronic Control Unit (ECU) di Indonesia.
Dirakit di pabrik mereka yang terletak di kawasan Cikarang, Jawa Barat dan diklaim sebagai ECU 'made in Indonesia' pertama.
ECU rakitan Cikarang tersebut diproyeksikan untuk kendaraan di segmen low cost green car (LCGC) seperti Toyota Calya, Toyota Agya, Daihatsu Sigra, Daihatsu Ayla, dan Datsun GO.
Kini, di tengah lesunya pasar LCGC Indonesia, bagaimana nasib ECU made in Indonesia tersebut?
(Baca Juga: Blak-blakan Ahmad Jayadi: Dirikan Bengkel AJM Karena Jenuh Balap Setahun Cuma Lima Kali)
Menanggapi hal ini, Toto Suharto, Managing Director Robert Bosch Automotive angkat bicara.
Menurutnya, secara market, LCGC penjualannya memang sedang menurun beberapa waktu belakangan, tetapi demand ECU kepada Bosch tak mengalami hal serupa.
"Yang kami produksi sekarang masih mengikuti demand dari konsumen, bagaimana kedepannya? kami akan amati lagi, tapi sejauh ini permintaan dari konsumen masih stabil," jelas Toto kepada GridOto.com (4/11/2019).
Menurutnya, saat ini ada beberapa model memiliki penerimaan yang bagus di pasar.
(Baca Juga: Blak-blakan Stevanus: Ini yang Harus Dipertimbangkan Jika Mau Bangun Charging Station Kendaraan Listrik)
Lalu secara tren, ia menilai demand mobil dengan kubikasi kecil juga cukup meningkat di Indonesia.
Hal tersebut membuat dirinya optimis dengan pasar LCGC di Indonesia, dan tetap memproduksi ECU untuk LCGC sesuai permintaan.
"Apalagi terkait program pemerintah soal Euro IV untuk mengurangi emisi di jalan. Jadi saya kira LCGC masih akan memiliki peminat yang besar, terlebih jika nanti dikombinasikan dengan aturan LCEV," jelas Toto.
"Mobil-mobil yang dulunya memiliki cc besar juga banyak yang down size kan? itu supaya emisinya lebih turun lagi, dan saya kira LCGC termasuk yang akan mendapat tempat di Indonesia," tambahnya.
(Baca Juga: Blak-blakan Andi Harjoko : Memberi Pengalaman Belanja Ke Konsumen Ban)
Terkait regulasi baru yang membebani pajak 3 persen terhadap LCGC, Toto mengaku hal tersebut belum tentu akan mematikan penjualan LCGC di Indonesia.
Ia menyebut dampak itu harus diamati lebih dalam, untuk menentukan langkah bisnis Bosch kedepannya.
Lebih jauh, saat ini pihaknya akan terus memperhatikan permintaan konsumen, dan tak menutup kemungkinan untuk memproduksi ECU jenis mobil lainnya di Indonesia.
"Kalau produksi itu kan mengikuti perkembangan market, jadi marketnya meminta apa, kami siap mengikuti perkembangan pasar. Kalau pasar membutuhkan ECU mobil lain, kami siap mengimplementasikan," tutupnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR