GridOto.com - Tabrakan beruntun masih sering terjadi di Indonesia dan tak jarang memakan korban jiwa.
Bukan hanya saat mengemudi di jalan tol saja, di jalan raya pun kita juga harus melakukan antisipasi terjadinya risiko tabrakan beruntun.
Salah satu cara antisipasinya yakni dengan menjaga jarak aman saat mengemudi.
Melansir dari Kompas.com, cara menjaga jarak aman antara kendaraan lain ada dua, yaitu melalu perhitungan satuan meter dan detik.
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu mengatakan bahwa jarak paling aman mengemudi adalah minimal tiga detik, diambil dengan menyesuaikan kecepatan dan proses pengereman.
(Baca Juga: Lima Kendaraan Tabrakan Beruntun di Tol Sidoarjo, Libatkan 3 Mobil, Bus dan Truk)
"Pastikan kecepatannya sama antara kendaraan kita dengan kendaraan yang di depan. Setelah itu, cari patokan statik di bahu jalan. Kemudian, lihat di depan saat melewati patokan tersebut. Pastikan durasinya itu dua sampai tiga detik," jelasnya.
Selain itu, menurutnya, jarak aman berkendara misalnya dalam kecepatan 30 km/jam, jarak minimal dengan kendaraan di depan yaitu 15 meter, dan jarak amannya kurang lebih 30 meter.
Jika kecepatan kendaraan adalah 40 km/jam, maka jarak minimal dengan kendaraan di depan minimal 20 meter, dengan jarak aman 40 meter.
Begitu juga saat kecepatan 50 km/jam, jarak minimal adalah 25 kilometer, dan jarak amannya 50 meter.
"Jangan sampai lengah, sebab lengah satu detik saja kalau mobil kecepatan 100 km/jam, sopir yang ada di mobil belakang akan kehilangan jarak dengan mobil depan sekitar 28 meter. Jadi kalau seperti itu sopir juga jangan panik, dan selalu fokus," paparnya.
(Baca Juga: Bus Berhenti Mendadak Sebabkan Tabrakan Beruntun, Pengendara Yamaha Jupiter Tewas)
Selain itu, hal penting lainnya yang bisa kamu lakukan untuk antisipasi tabrakan beruntun adalah dengan mengatur spion.
Atur kaca spion paling tidak memperlihatkan seperempat dari sisi bodi mobil dan sisanya keluar atau ke jalan untuk memaksimalkan visibilitas.
Kemudian kamu juga harus mengatur juga kaca spion tengah sehingga bagian kaca belakang sepenuhnya terlihat dari pandangan.
Dengan pengaturan spion yang benar, maka kamu bisa memantau kondisi jalan di belakang jika ada suatu kejadian.
Selanjutnya saat melakukan pengereman, pastikan ada ruang yang cukup untuk bermanuver.
Bila ada indikasi mobil di belakang akan menabrak mobilmu, dalam kondisi darurat kamu bisa bermanuver untuk menghindar.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Kompas.com,GridOto.com |
KOMENTAR