GridOto.com - Pembalap tim Scuderia Ferrari, Sebastian Vettel, mengalami masalah saat memulai balapan F1 Jepang (13/10).
Sebastian Vettel melakukan jump start dan langsung kehilangan posisi terdepan yang direbut oleh pembalap Mercedes, Valtteri Bottas.
Jump start itu tidak membuat Vettel lebih cepat, tapi malah memperlambat lajunya karena mobilnya sempat terhenti usai jump start, sebelum akhirnya bisa melaju meski posisi terdepan diambil alih.
Seperti yang ditunjukkan video berikut
Helaas, weinig succes voor Max vandaag. Bizar, Vettel maakte een valse start (zie film!) en leclerc tikt Max van de baan; beide Ferrari’s ongestraft, Max kan beginnen aan de terugreis... pic.twitter.com/zLfNkk5pBh
— Bart Scheerder (@bscheerder) October 13, 2019
Namun, meski melakukan jump start, Vettel tidak dikasih penalti oleh juri balap.
(Baca Juga: Johann Zarco Bakal Gantikan Takaaki Nakagami di Tim Satelit Honda? Begini Jawaban Sang Bos)
Banyak yang bertanya-tanya kenapa Vettel tidak mendapat hukuman karena jump start ini, hal ini jadi perdebatan panas.
Mereka membandingkannya dengan kejadian mirip yang dilakukan Kimi Raikkonen di seri sebelumnya, F1 Rusia.
Kejadiannya hampir sama, jump start tapi terus berhenti setelah itu baru melaju lagi, dan Kimi Raikkonen mendapat hukuman.
Tapi FIA punya alasan kenapa tidak ada hukuman buat pembalap asal Jerman ini.
"Juri telah melihat kembali video kejadian dan jump start dilaporkan dari informasi yang FIA terima dan juga dari alat pendeteksi yang sudah dipasang di tiap mobil," ungkap dalam rilis juri balap, dilansir GridOto.com dari Planet F1.
"Ketika video menunjukkan pegerakan dari mobil Vettel, pergerakan itu masih dalam batas toleransi dalam sistem jump start F1," jelasnya.
Mungkin juga juri menilai bahwa tidak ada keuntungan dari jump start yang dilakukan Vettel, makanya tidak dihukum.
Lagi pula, jump start yang dilakukan Vettel malah merugikannya karena langsung kehilangan posisi terdepannya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | planetf1.com |
KOMENTAR