Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Nasib Mobil LCGC Pasca Regulasi Emisi. Masihkah Punya Peluang?

Bimo Aribowo - Rabu, 9 Oktober 2019 | 15:27 WIB
Deretan mobil LCGC
Helmi/GridOto
Deretan mobil LCGC

 

GridOto.com – Mobil kategori Low Cost Green Car atau kerap disebut LCGC nyaris usai.

Pasca regulasi pajak baru berdasarkan emisi gas buang tahun 2021, mobil LCGC tak lagi bisa menikmati pajak 0%.

Mobil LCGC sudah tak bisa lagi dibilang murah. Mungkin jikapun harus disebut, tersisa mobil ramah lingkungan saja.

Di tahun 2013, LCGC dikeluarkan sebagai jawaban atas tuntutan konsumen terhadap mobil murah ramah lingkungan.

Harganya diset di bawah Rp 100 juta. Namun seiring zaman, harga psikologis tersebut telah terlewati.

Mobil LCGC tak lagi murah. Bahkan mendekati Rp 140 jutaan. Pasca regulasi pajak berdasarkan emisi, bukan tidak mungkin tembus di atas Rp 150 jutaan.

Di luar harganya yang terus melambung, pasar LCGC faktanya terus tergerus.

Data Gaikindo menunjukkan penjualan LCGC tahun ini sampai bulan Agustus 2019 ada 137.406 unit.

Padahal dalam periode yang sama tahun lalu masih mencatat 155.604 unit.

Konsumen first time buyer mobil LCGC beralih ke motor kelas menengah
Salim
Konsumen first time buyer mobil LCGC beralih ke motor kelas menengah

Penurunan ini bukan hanya akibat harga yang terus naik. Menurut praktisi dari kalangan APM, ini akibat pasar yang mulai jenuh.

Momen ledakan permintaan LCGC didominasi oleh taksi online telah usai. Permintaannya menurun karena populasinya memang sudah banyak.

Pemilik mobil LCGC juga belum berganti mobil karena masih berumur sekitar 5-6 tahun.

Konsumen first time buyer yang berpindah dari sepeda motor ke mobil juga lebih berpikir rasional.

Bisa saja mereka memaksakan membeli mobil LCGC. Namun kepraktisan taksi online membuat mereka berpikiran lain.

Sebagai transportasi harian, mereka lebih memilih sepeda motor kelas menengah di rentang harga Rp 40-80 jutaan.

Misalnya Yamaha XMAX, Honda ADV 150 atau Honda Forza. Nyaman dan bebas macet. Apalagi di Jakarta bisa bebas ganjil-genap.

Sedangkan saat butuh mobil, mereka memilih taksi online. Misalnya saat jalan-jalan bersama keluarga di akhir pekan.

Sisa uang lebih yang tadinya cukup untuk membeli mobil LCGC akan dipakai untuk konsumsi lain, seperti berlibur atau ditabung.

Pasca regulasi baru soal pajak berdasar emisi gas buang, LCGC dipastikan bakal tinggal cerita.

Jika sudah begini, mobi-mobil eks LCGC akan bersaing dengan yang lain tanpa kemudahan pajak.

Akankah mereka akan bisa terus bertahan? Atau bahkan berevolusi menjadi mobil murah bertenaga listrik?

Selamat bermimpi. ***


*Penulis adalah wartawan otomotif sejak tahun 2000 di berbagai media grup Kompas Gramedia, seperti tabloid Otomotif, majalah Otosport, majalah Auto Bild Indonesia dan saat ini di GridOto.com.

Editor : Bimo Aribowo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

Dikritik Pembalapnya Sendiri, Ini Alasan Honda Tak Bawa Motor Baru di Tes MotoGP Barcelona

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa