GridOto.com - Kementerian Perhubungan menunjuk Trans Semarang sebagai percontohan dan pengembangan Bus Rapid Transit (BRT).
Hal tersebut berkat berbagai inovasi yang dilakukan Trans Semarang yang sudah berjalan satu dekade.
Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang, Ade Bhakti Ariawan mengatakan, BRT Trans Semarang menjadi percontohan sudah dituangkan dalam MoU.
Di antaranya Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Pilot Project Sustainable Urban Transport Programme Indonesia (Sutri Nama) dan Indonesia Bus Rapid Transit Corridor Development Project (Indobus) dengan lima Pemerintah Daerah di Indonesia.
Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi bersama Walikota Semarang, Hendrar Prihadi.
(Baca Juga: Dalam 6 Bulan, Ada 106 Helm Ketinggalan di Bus Trans Semarang, Merasa Kehilangan?)
Diikuti juga dengan empat kepala daerah dari keempat kota lainnya, yaitu Kota Batam, Kota Bandung, Kota Makasar, dan Kota Pekanbaru.
MoU tersebut juga merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kerja sama Kemenhub dengan Pemerintah Jerman, Pemerintah Inggris, dan Pemerintah Swiss.
Ketiga negara Eropa tersebut memberikan dana hibah sebesar 21 juta euro atau setara Rp 326,4 miliiar (1 euro = Rp 15.543,91) untuk membangun transportasi perkotaan dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
"Selain Kota Semarang, kerja sama ini juga menggandeng pemerintah daerah Kota Batam, Kota Bandung, Kota Makasar, dan Kota Pekanbaru."
"Tentu prestasi sangat membanggakan bagi Kota Semarang dan Trans Semarang," ungkap Ade, dikutip dari Tribun Jateng, Selasa (8/10/2019).
Menurut Ade, Semarang dianggap sebagai penyelenggara BRT paling sukses di Indonesia sehingga dijadikan percontohan.
(Baca Juga: Pemkot Semarang Luncurkan 72 Bus BBG untuk Trans Semarang)
Sejak hadir 10 tahun lalu, Trans Semarang memiliki 11 koridor dengan jumlah penumpang 33 ribu orang per hari.
"Angka pegguna Trans Semarang sangat besar dibandingkan kota lain yang juga memiliki BRT. Pengguna juga dimudahkan dengan aplikasi Trans Semarang, serta kemudahan dalam pembayaran nontunai," tuturnya.
Adapun proyek selanjutnya, Ade ingin memberikan pelayanan lebih cepat dan efisien dengan membangun dedicated line atau jalur khusus Trans Semarang.
Saat ini proyek tersebut masih dalam tahap Pre-Feasibility Study.
"Selain itu nantinya bukan hanya pengembangan BRT saja, juga pengembangan secara makro terkait dengan sistem transportasi massal yang ada di Kota Semarang," tambahnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengatakan, ada lima kota percontohan awal yang akan mendapatkan dana hibah tersebut sesuai kebutuhan, yakni Bandung, Semarang, Makassar, Pekanbaru dan Batam.
"Lima kota ini nantinya menjadi percontohan untuk program Indobus dan Sutri Nama. Jadi, bantuan dari pemerintah Jerman dan Swiss, selain kajian juga adalah menyangkut masalah dananya," ujarnya.
(Baca Juga: Bus Trans Semarang Beralih ke Bahan Bakar Gas, Lebih Ramah Lingkungan Tapi Rawan Meledak?)
Dia menjelaskan, Sutri Nama merupakan program untuk mengatasi tantangan transportasi perkotaan seperti pertumbuhan penduduk kota dan jumlah kendaraan bermotor, melalui paduan pengembangan kapasitas dan pembiayaan.
Proyek ini akan mengembangkan mekanisme pembiayaan, pemantauan lingkungan dan mempersiapkan program-program transportasi kota di kota-kota percontohan.
"Indobus adalah program yang akan mempercepat pembangunan transportasi perkotaan termasuk dalam mempersiapkan standar nasional untuk sistem Bus Rapid Transit (BRT) dan pelaksanaannya di kota-kota percontohan," jelasnya.
Mekanisme pembiayaan yang berkelanjutan akan dikembangkan untuk membangun transportasi perkotaan seperti pengembangan sistem bus, manajemen parkir dan transportasi tidak bermotor termasuk fasilitas pejalan kaki dan jalur sepeda.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Trans Semarang Jadi Percontohan BRT di Indonesia, Ade Segera Bikin Jalur Khusus
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | Tribunjateng.com |
KOMENTAR