GridOto.com-Diesel merupakan salah satu varian mesin Toyota Kijang di Indonesia.
Hadirnya Toyota Kijang Diesel sudah lama, sekitar 22 tahun lalu.
Toyota Kijang dengan mesin diesel pertama kali hadir di generasi ke-4 atau yang kondang dipanggil "Kijang Kapsul".
Toyota Kijang Diesel ini diperkenalkan PT Toyota-Astra Motor (TAM) pada Februari 1997 untuk melawan Isuzu Panther.
Mesin diesel yang dipakai Toyota Kijang generasi ke-4 bukan barang baru.
(Baca Juga: Bikin Toyota Kijang Innova Diesel Bertenaga 333 dk, Oprek Bagian ini)
Toyota Kijang Diesel menggunakan mesin berkode 2L yang pertama diproduksi 1977.
Mesin diesel 2L ini sebelumnya digunakan sebagai sumber tenaga Toyota HiAce generasi kedua (H20).
Mesin diesel 2L ini dibekali 4 silinder dengan kapasitas 2.446 cc.
Mesin diesel 2L di Toyota Kijang menghasilkan tenaga 82 dk/4.200 rpm dan torsi maksimum 162 Nm/2.400 rpm.
Mesin diesel 2L di Toyota Kijang masih menggunakan sistem injeksi tidak langsung (indirect injection).
(Baca Juga: Tenaga Toyota Kijang Innova Diesel Tembus 300 dk, Bisa Buat Harian?)
Sistem indirect injection ini yang dianggap kalah responsif dari sistem injeksi langsung (direct injection).
Namun, alasan TAM pada waktu itu getaran yang ditimbulkan mesin indirect injection lebih rendah dan tidak menghasilkan suara yang terlalu gaduh.
Ciri yang menonjol dari mesin diesel 2L ini adalah kipas pendi- nginnya yang berukuran besar.
Hebatnya, kipas itu digerakkan dengan memanfaatkan sistem visko dan dilengkapi dengan tensioner otomatis.
(Baca Juga: Toyota Kijang Innova Diesel 333 dk, Waspada Sama Tiga Komponen Ini)
Toyota Kijang Diesel ini dijual dalam 7 varian, yaitu pikap sasis panjang, minibus sasis pendek (SSX dan SSX UP), serta minibus sasis panjang (LX, LX UP, LSX, dan LSX UP).
Pada April 1997 untuk Toyota Kijang Diesel tipe termurah (minibus sasis panjang tipe LX) dijual Rp 36,2 juta sedang tipe termahal Rp 45,950 juta (minibus sasis panjang LSX UP).
Sementara itu untuk model pikap Toyota Kijang Diesel dijual Rp 31,9 juta.
Semuanya harga on-the road DKI Jakarta.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR