GridOto.com - Keberadaan rest area di jalan tol Gempol-Pasuruan (Gempas) disorot karena keadaannya yang memprihatinkan.
Padahal rest area harusnya nyaman karena sesuai namanya berfungsi sebagai tempat pengemudi beristirahat jika lelah berkendara di jalan tol.
Di rest area ini tidak ada SPBU dan fasilitasnya pun terlihat seadanya sehingga terlihat tidak menarik.
Direktur Utama (Dirut) Pusat Studi Advokasi dan Kebijakan (PUSAKA) Lujeng Sudarto akhirnya angkat bicara soal rest area Tol Gempol - Pasuruan (Gempas).
Dikutip GridOto dari Surya, Lujeng, sapaan akrabnya, menyebut rest area Tol Gempas ini compang - camping. Ia menilai keberadaan rest area Tol Gempas ini sangat memprihatikan.
(Baca Juga: Kementerian PUPR Bakal Sulap Rest Area Jadi Destinasi Wisata, Khususnya Daerah Ini)
"Kalau kondisi rest area seperti ini, hak pengguna jalan diabaikan. Rest area ini jauh dari kata cukup atau baik sedikit pun. Berlebihan, jika ini disebut sebagai rest area," katanya kepada Tribunjatim.com.
Ia menyampaikan, mengacu pada makna dan fungsi sesungguhnya, rest area ini adalah tempat istirahat bagi pengguna jalan yang sedang menempuh perjalanan tapi kantuk dan lelah tak bisa ditahan.
Dari situ, kata dia, rest area ini seharusnya bisa menjadi tempat istirahat yang layak. Untuk mencapai layak itu ada standarisasi dan kategorinya. Tak bisa asal - asalan.
"Sangat tidak respresentatif. Sangat jomplang jika disandingkan dengan rest area yang ada di ruas tol Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Solo dan lainnya. Tidak ada apa - apanya jika dikomparasikan dengan yang ada di sana," urainya.
Ia menilai, Tol Gempas ini merupakan salah satu ruas yang masuk dalam Tol panjang, Tol Trans Jawa. Nah, artinya pembangunan rest areanya kan harusnya sebanding dengan rest area di tol Trans Jawa lainnya.
(Baca Juga: Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Makin Nyaman, Tiga Rest Area Baru Siap Diresmikan Akhir Tahun Ini)
"Di sini tidak ada stasiun pengisian bahan bakar. Tidak ada warung penjual minuman dan makanan, yang ada hanya minimarket yang menjual sesuai dengan batasannya. Tidak ada Musala dan toilet yang layak," jelasnya.
Ia menerangkan, tol ini sudah berfungsi sejak satu tahun yang lalu. Bahkan, sudah hampir dua tahun. Tapi, pembangunan rest area terkesan ala kadarnya. Luasnya lahan tidak dimanfaatkan secara maksimal.
"Harusnya ada kebijakan dari Jasa Marga, selalu penanggung jawab dan pemilik Tol Gempas ini untuk take over pengelolaan rest area. Atau menegur pihak pengelola untuk segera merampungkan pekerjaan rest area," tambahnya.
Dikatakan Lujeng, jangan dibiarkan mangkrak seperti ini. Misal dulu ingin dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat, harus dilanjutkan agar umat juga merasakan dampak positifnya. Ia mendesak Jasa Marga untuk segera bertindak.
"Sangat disayangkan sekali hak - hak pengguna jalan terabaikan. Ini tidak layak disebut rest area tapi hanya parkiran kendaraan. Bangunannya saja dari kontainer bekas yang dimodifikasi. Harusnya dibuatkan bangunan permanen pada umumnya rest area yang ada," ungkapnya.
(Baca Juga: Bengkel Remap ECU-nya di Rest Area Tol, Ini Alasan Asep McGyver)
Rekan dari Surya sempat mengecek dan melihat langsung rest area Tol Gempas ini. Kondisinya memang sangat jauh dari kata layak. Di rest area ini, ada beberapa kontainer bekas yang dimodifikasi.
Ada yang peruntukannya untuk Musala pria dan wanita, ada toilet pria dan wanita, dan ritel modern atau minimarket yang dimiliki dan dikelolah Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) salah satu pondok pesantren (ponpes) di Pasuruan.
Di bangunan yang berbentuk persegi panjang ini pengguna jalan bisa beraktivitas. Ke kamar mandi, sekadar untuk salat dan berbelanja makanan atau minuman di minimarket tersebut.
Selanjutnya, ada tenda - tenda kecil yang dilengkapi dengan kursi dan meja kayu. Ini biasanya digunakan pengguna jalan untuk bersantai dan melepas lelah. Akan tetapi, jumlahnya pun terbatas.
Seperti yang diberitakan Surya sebelumnya di tahun 2018, rest area Tol Gempol - Pasuruan (Gempas) dipastikan tidak diisi dengan produk mancangera atau merk asing. Dari awal, Jasa Marga memang ingin mengedepankan kearifan lokal.
Sejak awal, Jasa Marga memang akan membantu mengembangkan produk lokal Kabupaten Pasuruan. Jasa Marga komitmen untuk memberikan wadah dan kesempatan bagi UMKM atau produk lokal khas Kabupaten Pasuruan untuk bisa dijual di rest area ini.
Rest area Tol Gempas ini berdiri di lahan seluas lima sampai tujuh hektar. Tol Gempas memiliki panjang 34,15 kilometer (km). Terdiri dari tiga seksi yakni, seksi I, Tol Gempol-Rembang sepanjang 13,9 km, Seksi II, Rembang – Pasuruan sepanjang 6,6 km. Seksi III, Pasuruan-Grati sepanjang 13,65 kilometer dan masih dalam tahap konstruksi bangunan.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul PUSAKA Sebut Rest Area Tol Gempas Compang -Camping, Abaikan Kepentingan Pengguna Tol
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Surya |
KOMENTAR