GridOto.com - Beberapa waktu lalu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan konvoi kendaraan listrik usai meresmikan fasilitas charging station.
Konvoi dilakukan dengan jarak tempuh hampir 39 km dari Gedung BPPT di Thamrin menuju fasilitas BPPT di Komplek Puspiptek, Tangerang, pada 5 Desember 2018 lalu.
Konvoi tersebut dilakukan untuk melihat perbandingan konsumsi kendaraan antara mobil listrik dan mesin konvensional dengan jarak tempuh sekitar 39 km.
Pengujian tersebut diungkapkan oleh Barman Tambunan, Direktur Pusat Teknologi Permesinan BPPT saat workshop dampak kendaraan listrik di Mercure Hotel Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
(Baca Juga: i-MiEV Muncul Duluan dan Dipajang Terus, Kok Mitsubishi Malah Jual Outlander PHEV? Ini Alasannya)
Salah satu kendaraan listrik yang diuji adalah Mitsubishi i-MiEV.
Dengan jarak 39 km, Mitsubishi i-MiEV memiliki konsumsi energi sebesar 5 kWh.
"Berdasarkan data saat itu, dengan biaya listrik Rp 1.450,- per kWh dikalikan 5 kWh berarti hanya Rp 7.250,- biaya yang harus dikeluarkan untuk menempuh jarak segitu," ujar Barman, Rabu (2/10/2019).
Jika dibandingkan dengan mobil low cost green car (LCGC), lanjutnya, konsumsi 1 liter BBM-nya bisa menempuh sejauh jarak 20 km.
(Baca Juga: Mitsubishi Boyong Outlander PHEV dan i-MiEV ke IEMS 2019, Bukti Dukung Kendaraan Listrik Nasional)
Dengan harga BBM premium yang saat itu senilai Rp 7.800,- per liter, berarti biaya yang dikeluarkan untuk menempuh jarak 39 km adalah (39 km / 20 km) x Rp 7.800,- = Rp 15,210.
"Terlihat bahwa biaya konsumsi Mitsubishi i-MiEV bisa irit sampai hampir 50 persen daripada LCGC," jelas Barman.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR