GridOto.com - Saat ini, sudah semakin banyak mobil yang menggunakan teknologi turbocharger pada mesinnya.
Penggunaan rumah keong tersebut dapat meningkatkan efisiensi mesin karena pabrikan dapat mengurangi kubikasi mesin dan mendapatkan tenaga yang serupa dari mesin NA (Naturally Aspirated) dengan volume ruang bakar lebih besar.
Turbocharger, selayaknya komponen pada mobil lainnya, juga memiliki usia dan risiko kerusakan.
Ada dua gejala yang patut Anda perhatikan pada mesin mobil untuk mendeteksi kerusakan pada turbo.
Hal pertama, simak apabila bagian mesin mengeluarkan suara memekik saat sedang berakselerasi.
(Baca Juga: Cuss.. Pasang Blow-off Valve di Mobil Turbo Standar, Penting Gak?)
"Jika timbul whining (suara tinggi yang memekakkan telinga), bisa jadi ada kotoran yang masuk dan menghambat kinerja compressor wheel. Jika dibiarkan bisa menganggu kinerja turbo dan merusak komponen lain," ungkap Theodorus Surya Jaya, Pemilik Rev Engineering di Jakarta Barat.
Kedua, perhatikan kondisi gas buang dari knalpot jika muncul asap hitam yang pekat.
"Biasanya seperti itu karena journal bearing sudah kena. Akhirnya merembet ke turbo shaft goyang dan merusak sil. Kebocoran sil itu yang membuat mesin berasap," ujar pria yang akrab disapa Teddy ini.
Yang terakhir dan paling parah adalah turunnya tekanan oli dan turbo akibat turbo shaft yang patah.
(Baca Juga: Tuning ECU Mobil Turbodiesel, Kantong Bisa Jebol Kalau Berlebihan)
"Begitu shaft patah itu oli langsung masuk ke turbo dan sistem gas buang. Kalau kita pakai terus low pressure oil, mesin mobil juga ikut kena. Piston dan boring akhirnya baret semua," tutup Teddy.
Kalau sudah masuk gejala yang ketiga, sebaiknya langsung tepikan mobil Anda untuk mencegah masalah yang lebih besar.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR