GridOto.com - Sobat GridOto.com pasti sudah enggak asing kan sama turbocharger?
Apalagi zaman sekarang sudah banyak mobil-mobil yang punya perangkat ini.
Dengan turbo keuntungan yang didapatkan antara lain adalah tenaga bisa jadi lebih besar.
Namun jangan salah, karena mesin turbo juga punya kelemahan yakni respon tenaga yang tak secepat mesin non turbo alias naturally aspirated (NA).
Jeda respon alias lag itu sebenarnya merupakan karakteristik alami dari turbo sih.
Pertanyannya, kenapa turbo lag bisa terjadi?
(Baca Juga: Gonta-ganti Turbo 3 Kali, Lancer CK4 Temukan Formula Tepat Untuk Mesin)
Hal itu disebabkan karena kipas turbin turbo yang fungsinya untuk mempompa udara ke ruang bakar, digerakan oleh gas buang.
Penyebabnya adalah gas buang ini yang debitnya tidak stabil.
Jika kita menginjak pedal gas maka debit gas buang akan kencang, sebaliknya jika kita menutup pedal gas atau berjalan pada putaran mesin rendah, maka debit gas buang akan rendah pula.
Saat kita berkendara di kecepatan rendah, atau dengan putaran mesin yang rendah, maka debit gas buang yang dihasilkan mesin hanya sedikit dan akan berefek pada putaran kipas turbin yang pelan.
(Baca Juga: VW Golf Mk1 Cangkok Turbocharger, Tenaga Meronta Tembus 1.300 DK)
Nah, saat kita menginjan gas lebih dalam untuk membangun kecepatan, mesin butuh waktu untuk menghasilkan debit gas buang yang banyak.
Demikian juga dengan kipas turbin turbo yang membutuhkan jeda waktu untuk berputar lebih kencang karena harus 'menunggu pasokan' gas buang, hingga bisa memberikan tekanan udara ke ruang bakar.
Jeda waktu yang dibutuhkan antara kita menginjak pedal gas hingga mesin mulai merespon dengan memberikan tenaga tambahan, itulah yang disebut turbo lag.
Sekarang udah paham kan?
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR