GridOto.com - Engine mounting bertugas untuk meredam getaran serta menjaga agar mesin tetap berada di tempatnya pada sasis mobil.
Biasanya, komponen ini terbuat dari bahan dasar karet.
Karet digunakan karena memiliki fleksibilitas dan tingkat peredaman yang baik.
Tapi, ternyata ada jenis bahan lain yang juga biasa digunakan sebagai engine mounting.
"Selain karet, yang paling umum ada polyurethane. Bahkan aluminium juga sering digunakan di mobil-mobil balap," ungkap Maman, Punggawa Medina Garage, Cakung, Jakarta Timur.
(Baca Juga: Peran Penting Engine Mounting, Tak Sekadar Menempel Mesin Pada Sasis)
Bahan polyurethane merupakan material hasil campuran antara karet dan plastik.
Keunggulan dari polyurethane adalah fleksibilitasnya yang mirip dengan karet, namun memiliki ketangguhan dan kekerasan seperti bahan besi.
"Polyurethane bisa jadi alternatif bahan dari engine mount. Dudukan mesin terhadap sasis pun menjadi rigid, dan daya tahannya pun bisa seumur hidup," sebut Maman.
Namun, menggunakan polyurethane dapat meningkatkan NVH (Noise, Vibration, Harshness) pada mobil karena rigiditasnya.
"Getaran mesin jadi lebih terasa, dan biasanya dia bunyi-bunyi," ujar Maman.
(Baca Juga: Kenali Tanda Engine Mounting Mobil Minta Ganti Baru, Begini Deteksinya)
Untuk mobil harian, Maman menyarankan grade polyurethane yang lebih rendah agar mobil masih terasa nyaman.
"Pilih yang gradenya kecil, itu tingkat kekerasannya masih setara engine mounting OEM," sebutnya.
Meski tahan terhadap keausan, bahan polyurethane tetap membutuhkan perawatan dengan memberi pelumas setiap interval tertentu.
Sedangkan bahan alumimium memang sama sekali tidak dianjurkan oleh Maman untuk dipasang di mobil harian.
"Karena mobil harian tidak bisa mengambil keuntungan dari penggunaan aluminium yang rigid. Yang ada malah mobil enggak ada nyaman-nyamannya," kekeh pria ramah tersebut.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR