GridOto.com - Bambang Prijono selaku CEO PT Wahana Inti Selaras, distributor truk Volvo di Indonesia mengungkapkan tantangan dalam mengembangkan truk listrik di Indonesia.
Menurut dia, di negara tropis yang cuacanya cukup panas, efisensi baterai akan turun.
"Kalau harusnya sanggup melaju 300 kilometer, tiba-tiba jadi 150 kilometer harus sudah dicharge, selain itu boros juga perlu puluhan ribu watt untuk ngecharge," ujarnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
(Baca Juga: Fitur Volvo Dynamic Steering Diluncurkan, Apakah Berpengaruh ke Penjualan Volvo?)
Jadi, kata Bambang, tantangannya ada tiga, yakni bagaimana menciptakan baterai yang efisien, fast charging, dan umurnya lama.
Ia menuturkan, sebenarnya pihaknya sudah meminta kepada principal di Swedia untuk segera membawa ke Indonesia.
Namun masih banyak tantangan yang harus diselesaikan, mengingat kondisi jalan dan cuaca yang berbeda antara Swedia dan Indonesia.
"Kita sebenarnya mintanya itu sekarang, yang di Swedia sudah jalan truk listrik. Lama-lama mungkin seperti handphone kita canggih," sambungnya.
Memang kendaraan listrik bisa mengatasi polusi. Tapi, untuk saat ini, lanjut dia, secara harga masih belum bisa, karena baterainya masih mahal.
(Baca Juga: Penjualan Turun, Begini Strategi Volvo Trucks Menghadapinya)
"Harga truk full electric bisa tiga sampai empat kali lipat lebih mahal dari konvensional," ungkapnya
Memang nanti biaya operasional lebih rendah karena gak perlu perawatan dan bahan bakar.
"Tapi kalau untuk ngecharge listriknya mahal berat juga. Kami masih menunggu teknologi baterai yang efisien, dan bisa fast charging," tutup Bambang.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR