GridOto.com - Pada mobil listrik sebagai pendinginan inverter menggunakan cairan pendingin seperti mesin konvensional.
Secara teknis, sistem pendingin mobil listrik hampir sama seperti mesin konvensional yang menggunakan radiator untuk media pelepas panas.
Dan cairan pendingin sebagai media untuk menghantarkan panas dari inverter menuju radiator.
Untuk cairan pendinginnya sekilas sama dengan cairan pendingin mesin konvensional ICE (Internal Combustion Engine).
Eit, jangan salah ternyata berbeda lho.
(Baca Juga: Segini Tenaga Motor Mobil Listrik Nissan Leaf yang Bisa Bikin Ngebut)
Hal ini diungkap oleh Jauhari Adzannis selaku Senior Manaager Value Engineering & Localization PT Nissan Motor Indoensia (NMI) saat test Nissan Leaf dan Note e-Power di sirkuit Proving Ground Bridgestone, Karawang, Jawa Barat (9/9).
"Untuk cairan pendinginnya memiliki spek yang berbeda dibanding air radiator konvensional, karena untuk pendinginan inverter tidak sepanas mesin ICE," ucap Jauhari.
Titik didih untuk cairan pendingin mobil listrik tidak membutuhkan spesifikasi yang terlalu tinggi.
Tekanan di radiator pun tidak terlalu besar.
Namun, untuk mengetahui kebocoran cairan pendingin tetap menggunakan air yang memiliki warna.
Jadi mendeteksi bila ada kebocoran pun mudah.
(Baca Juga: Ternyata Begini Sistem Pendingin Cairan Mobil Listrik Bekerja)
"Untuk sistem kerjanya sama, cairan pendingin bersirkulasi di inverter dibantu oleh pompa air elektrik 12 volt yang diputarkan melalui tenaga aki," tambahnya.
Hanya bagian inverter yang menjadi fokus pendinginan karena bagian ini sebagai otak dari mobil listrik.
Komponen ini juga yang mengubah arus listrik besar DC dari baterai ke motor listrik.
Inverter juga yang berfungsi menterjemahkan injakan pedal gas terhadap putaran motor listrik.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR