GridOto.com - Penggunaan motor jenis sport untuk harian saat ini sudah makin jarang peminatnya. Kebanyakan masyarakat sudah beralih pakai motor matik.
Apalagi pakai motor supermoto buat harian, wah tentu bakal semakin jarang lagi kelihatan di jalanan ya hehehe...
Tapi ternyata naik motor jangkung dengan ban aspal seperti Kawasaki D-Tracker 150 ini mengasyikkan juga loh.
(Baca Juga: Yuk Tonton Video Kawasaki D-Tracker 150, Motor Harian Anti Mainstream)
Anda akan merasa gagah, enak melibas jalanan rusak karena postur motor tinggi dan pastinya berbeda dengan pengendara kebanyakan.
Nah, GridOto.com merasakan langsung hal itu, terlebih unit yang dipakai merupakan varian SE (special edition), varian tertinggi dengan banderol Rp 34,5 juta.
Seperti apa ulasannya? Baca terus artikel ini.
Desain
Well, basis motor supermoto adalah motor trail namun dibedakan dari spesifikasi kaki-kaki yang digunakan.
Begitu juga D-Tracker 150 yang punya tampilan bak pinang dibelah dua dengan Kawasaki KLX 150, yang merupakan versi motor trail.
Dari ukurannya, motor ini punya dimensi 2.015 mm x 830 mm x 1.130 mm (PxLxT), dengan sumbur roda 1.335 mm.
(Baca Juga: Mau Punya Motor Trail Kawasaki D-Tracker? Berikut Harga dan Simulasi Kreditnya)
Secara desain dan bentuk tak jauh beda, mulai dari batok lampu depan, sepakbor depan, bodi dan shroud tangki hingga buritan.
Hanya ada beberapa beda ornamen misalnya bentuk kaca spion, lekuk ujung sepakbor depan, warna blok mesin, serta warna tabung sok depan.
Secara keseluruhan tampilan motor ini nampak gagah, apalagi varian SE sudah dilengkapi dengan hand guard, engine guard dan frame guard.
Tapi sebenarnya motor ini sudah cukup berumur masa produksinya, karena desain ini sudah ada sejak tahun 2015 lalu.
Wah, artinya sudah berusia 4 tahun nih.
(Baca Juga: Kawasaki D-Tracker 150 Dijual Cuma Rp 20 Jutaan? Wah Seharga Honda Vario 150 Nih!)
Tapi meski begitu, PT Kawasaki Motor Indonesia terus memberikan update berupa penyegaran striping bodi yang membuatnya terus nampak baru.
Fitur & Teknologi
Motor ini terbilang sederhana dari sisi fitur dan teknologi, sejak muncul pertama kali enggak banyak berubah sampai saat ini.
Tapi kelengkapan yang dibawanya terbilang cocok dengan peruntukan motor ini, misalnya kaki-kaki, suspensi depan upside down yang kekar.
Jangan lupa rem depan dengan cakram floating punya bentuk cantik, berpasangan dengan kaliper 2 piston. Pakem sob!
Sedang yang belakang cakram model petal disk, dengan kaliper 1 piston. Suspensinya monosok dengan setelan preload.
(Baca Juga: Ganti Lampu Ala Kawasaki D-Tracker yang Dipakai Ridwan Kamil, Segini Harganya!)
Untuk Panel meternya simpel, cuma ada spidometer dan fuel meter analog, serta indikator lampu untuk sein, gigi netral dan lampu jauh.
Rumah kunci pun masih model biasa, tanpa ada pengaman tambahan seperti tutup magnet jadi rawan dicuri juga nih.
Kemudian seluruh lampu masih model bohlam, jadi memang terbilang sederhana untuk fitur yang dibawanya.
Riding Position & Handling
Berbasis motor trail, D-Tracker 150 menawarkan posisi duduk yang tinggi meski tak setinggi saudaranya, KLX 150.
Setang lebarnya membuat posisi tangan membuka dan masih bisa menekuk santai, sehingga pengendalian bisa lebih sigap.
(Baca Juga: Terungkap Pemilik Kawasaki D-Tracker yang Dipakai Ridwan Kamil di Majalengka, Kok Motornya yang Dipilih?)
O iya, untuk tipe SE yang kami pakai, posisi hand guard agak menjorok keluar, jadi rawan menyenggol kaca spion mobil dikemacetan.
Pijakan kaki agak maju, jadi kaki enggak sampai menekuk ke belakang karena justru seperti membentuk sudut 90 derajat. Nyaman.
Dengan ground clearance 270 mm, rider berpostur 172 cm tetap jinjit ketika menaiki motor ini, walau suspensi belakang akan amblas ketika dinaiki.
Jok sempit dan panjang khas motor trail, jadi salah satu kondisi yang membuat tak nyaman karena busa jok motor ini tergolong keras.
(Baca Juga: Siap Pasang, Segini Harga Paket Custom PnP Motor Kawasaki W175)
Dengan bobot 118 kg, motor ini termasuk ringan loh. Makanya pengendalian melewati tikungan sempit dan zig-zag terasa mudah dan enteng.
Karakter suspensi depan-belakang ternyata beda jauh dari KLX 150 sob, karena punya D-Tracker 150 ini feeling-nya lebih kaku.
Rasanya volume oli di dalam tabung suspensi depan terlalu banyak, makanya redamannya kaku dan jarak mainnya tak begitu panjang.
Sedang suspensi belakang masih lebih nyaman, meski masih terasa sedikit kaku. Untungnya punya setelan preload yang bisa disesuaikan.
Yang enggak mengecewakan adalah pengeremannya. Rem depan sangat pakem dan menggigit, begitu pula rem belakang sama pakemnya.
(Baca Juga: Selain Kawasaki KLX 150 Series, D-Tracker Juga Punya Warna Baru Nih)
Mesin & Performa
Urusan jantung pacu motor ini belum berubah sejak pertama kali diperkenalkan, makanya masih pakai karburator.
Alasannya mempertahankan mesin ini karena karburator lebih mudah diperbaiki ketika berada di luar kota besar.
Banyak bengkel pinggir jalan yang paham cara memperbaiki mesin dengan karburator, ketimbang injeksi yang banyak komponen elektroniknya.
Secara spesifikasi, mesin ini berkapasitas 144 cc, 4-tak, SOHC, 2 katup dengan pendingin udara. Simpel.
(Baca Juga: Ini Daftar Ubahan D-Tracker 150 Sebelum Bisa Jadi Ambulans Motor)
Mesin dengan paduan bore 58 mm dan stroke 54,4 mm ini bisa menghasilkan tenaga 11,8 dk/8.000 rpm dan torsi 11,3 Nm/6.500 rpm.
Basis mesin ini sama dengan KLX 150 loh, tapi ternyata punya perbedaan karakter karena menyesuaikan peruntukannya.
Akselerasi motor ini lebih smooth karena punya ukuran final gear yang lebih berat (14-45) ketimbang KLX 150 (14-52).
Tapi efeknya punya nafas mesin yang lebih panjang ketimbang KLX 150. Jadi karakternya lebih cocok untuk jalan raya.
Dengan spesifikasi tersebut, motor ini bisa melaju dengan kecepatan tertinggi mencapai 110 km/jam. Lumayan.
(Baca Juga: Terungkap Pemilik Kawasaki D-Tracker yang Dipakai Ridwan Kamil di Majalengka, Kok Motornya yang Dipilih?)
Bicara soal konsumsi bahan bakar, motor ini mencatat konsumsi BBM 33,5 km/liter. Lumayan boros kalau dibandingkan motor 150 cc injeksi saat ini.
Kesimpulan
Ini bukanlah sebuah motor yang benar-benar baru, karena masa produksinya sudah mencapai 4 tahun, dimana biasanya pabrikan sudah melakukan facelift.
Tapi dengan update tampilan dan warna yang rutin dilakukan Kawasaki, membuat motor ini masih cukup punya nilai jual dan terlihat selalu muda.
Genre supermoto jelas jadi pembeda kala digunakan untuk mobilitas sehari-hari, sebuah pilihan motor untuk yang tak suka mengikuti arus.
Karena motor ini sudah lama beredar, aksesoris dan komponen aftermarket lainnya sudah banyak di pasaran. Salah satu nilai plus kala memiliki D-Tracker 150 ini.
(Baca Juga: Keren Nih! Satuan Ambulans Motor Pembesut Kawasaki D-Tracker 150)
Data Spesifikasi
Dimensi
Panjang x Lebar x Tinggi : 2.015 mm x 950 mm x 1.130 mm
Sumbu Roda : 1.335 mm
Jarak Terendah : 270 mm
Berat : 18 kg
Kapasitas Tangki : 6,9 liter
Kaki-kaki Depan
Sok Depan : upside down
Pelek Depan : 2.15 x 17"
Ban Depan : 100/80-17"
Rem Depan : cakram semi floating 300 mm, 2 piston
Kaki-Kaki Belakang
Sok Belakang : monosok, preload adjustable 5 titik
Pelek Belakang : 3.00 x 17"
Ban Belakang : 120/70-17"
Rem Belakang : cakram 220 mm
Mesin
Tipe : 4-tak, pendingin udara, SOHC, 2 katup
Rasio Kompresi : 9,5:1
Kapasitas Mesin : 144 cc
Diameter x Langkah : 58 mm x 54,4 mm
Sistem Pengapian : DC-CDI
Transmisi : 5 speed manual
Tenaga Maksimal : 11,8 dk/8.000 rpm
Torsi Maksimal : 11,3 nm/6.500 rpm
Data Akselerasi
0-60 km/j: 5,9 detik
0-80 km/j: 10,9 detik
0-100 km/j: 22,6 detik
0-100 m: 7,9 detik (@70,3 km/j)
0-201 m: 12,7 detik (@84,9 km/j)
0-402 m: 20,7 detik (@95,1 km/j)
Top speed Spido: 110 km/j
Top speed Racelogic: 102,4 km/j
Konsumsi bensin: 33,5 km/lt
Harga (OTR Jakarta)
D-Tracker 150 SE : Rp 34,5 juta
D-Tracker 150 STD: Rp 32,8 juta
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR