GridOto.com - Dalam menyambut era kendaraan listrik di Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, menyebut Indonesia harus membangun ekosistem yang terhubung.
Hal itu disampaikan Luhut Binsar Panjaitan dalam acara Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019, Rabu (4/9).
Menurut Luhut, ekosistem tersebut harus terhubung, dimulai dari bagian paling awal yakni produksi baterai kendaraan listrik.
Peluang tersebut makin terbuka ketika Pemerintah Indonesia melarang ekspor nikel, yang notabene merupakan salah satu bahan baku pembuatan baterai.
(Baca Juga: ABB Indonesia Siap Mendukung Industri Kendaraan Listrik Nasional)
Mau tak mau, perusahaan produsen baterai akan membuat pabriknya di Indonesia.
"Karena seperti ini, CATL (Contemporary Amperex Technology), itu mereka supali baterai ke VW, Mercy, Tesla, sekarang gimana? (setelah ekspor nikel dilarang) Mau bikin di mana? Ya bikin di Morowali, orang pusatnya di sana," jelas Luhut.
Nantinya, Luhut mengatakan rantai ekosistem kendaraan listrik akan dipegang oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Nanti BPPT, harus kerjain semua, kita bikin link, ada supply chain (manajemen rantai suplai) yang selama ini berpuluh-puluh tahun Indonesia gak punya," jelasnya.
(Baca Juga: Biaya Konsumsi Energi Listrik Nissan Leaf, Nih Hitung-hitungannya)
Luhut juga mengatakan, di berbagai sektor pendukung sudah ada investor yang siap mengucurkan dana.
"Charging station, Softbank mau investasi juga untuk chraging stationnya. Mereka tentu harus bersaing. Tapi saya liat tadi kepala BPPT sudah bilang bisa," tutup Luhut.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR