GridOto.com-Perkenalkan nih, VW Kodok listrik pertama di Indonesia.
Volkswagen Beetle atau VW Kodok listrik pertama di Indonesia ini terlihat mejeng di acara Indonesia Electric Motor Show 2019 yang digelar di Balai Kartini, Jakarta Selatan (4-5/9).
VW Kodok listrik pertama di Indonesia ini milik Rudi Rahardjo.
"Ketika nanti bahan bakar untuk internal combustion habis, mobil listrik adalah solusinya. Kalau dibiarkan pakai mesin aslinya, maka mobil ini hanya akan jadi pajangan di rumah," jelas Rudi kepada GridOto.com.
Tanpa ragu lagi mesin standar VW Super Beetle 1973 langsung dipensiunkan.
(Baca Juga: Enggak Mau Ketinggalan, VW Kodok Lawas Juga Pasang Pintu Gunting!)
Sebagai gantinya Rudi membeli Electric Vehicle Conversion Kit racikan EV West (www.evwest.com) yang bermarkas di California Amerika Serikat.
"Itu kit lengkap semua dari motor listrik, controller, transmission adapter, converter, cooling system sampai baterai," jelas pria yang bermukim di Jakarta ini.
Saat GridOto.com menyambangi situs EV West, EV Conversion Kit buat VW Kodok ini dijual US$ 16.893 atau setara dengan Rp 240.000.000 (kurs US$ 1= Rp 14.200).
Dengan uang sebesar itu Anda bisa buat beli Toyota Veloz 1.5 A/T.
Menurut Rudi, untuk memasang EV Conversion Kit ini sangat mudah, untuk sekadar jalan cuma membutuhkan waktu sekitar 2 minggu saja.
Soalnya, EV Conversion Kit memang khusus dirancang buat VW Super Beetle produksi 1956-1977.
(Baca Juga: Moleknya VW Kodok Dilabur Warna Putih dan Proporsi Kaki Seksi)
VW Kodok listrik ini dipakai setiap hari oleh Rudi sebagai kendaraan buat ke kantor.
"Jarak tempuh mobil ini sekitar 150 km, sudah sangat cukup buat keperluan sehari-hari saya di Jakarta," ujar pria ramah ini sambil tersenyum.
Untuk pengisian ulang baterai hingga penuh, VW Kodok listrik ini hanya membutuhkan waktu 4-5 jam saja.
Untuk mengisinya tinggal dicolok di sumber listrik di rumah atau di kantor.
"Simple, sampai kantor colok terus pas pulang sudah penuh lagi, begitu juga ketika sampai rumah, langsung colok lagi," tutupnya.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR