Gridoto.com - Ternyata tipe busi yang ada di Indonesia berbeda dengan mobil yang berada di luar negeri lho.
Walau memiliki bentuk busi yang pasti sama, tapi tipe busi terutama kode busi berbeda antara di Indonesia dan di luar negeri.
Perbedaaan tipe busi ini ternyata dipengaruhi banyak faktor.
Setidaknya ada 3 faktor penting yang membuat tipe busi di Indonesia dan di luar negeri berbeda.
Terlebih pada negara seperti Eropa dan negara yang jauh dari Indonesia.
(Baca Juga: Mengapa Mobil Sekarang Menggunakan Busi Tipe Projected, Ini Alasannya)
Saat Gridoto.com berbincang dengan Diko Oktaviano selaku Technical Support Product Specialist NGK Busi Indonesia, dirinya menyebut ada 3 faktor penting yang membuat berbeda.
"Ketiga faktor tersebebut adalah tipe mesin, suhu atau iklim masing-masing negara, dan bahan bakar," ucap Diko.
Bukan rahasia umum lagi bahwa pabrikan membuat mesin pasti disesuaikan dengan negara yang akan menggunakannya.
Terkadang satu tipe mesin memiliki perbedaan seperti material, perbandingan kompresi dan lainnya.
Ini yang menyebabkan kebutuhan tipe busi berbeda.
Sedangkan untuk suhu atau iklim di negara masing-masing juga membuat tipe busi yang digunakan berbeda.
Sebagai contoh busi NGK di Indonesia umumnya tingkat panas busi berada di angka 6-9.
Di negara lain dengan suhu udara yang berbeda, tingkat panas busi bisa berada di angka 5 bahkan bisa 10.
(Baca Juga: Alasan Gunakan Bahan Tembaga Pada Inti Elektroda di Semua Busi)
Untuk faktor ketiga adalah bahan bakar.
Tidak bisa dipungkiri kualitas bahan bakar setiap negara berbeda-beda.
Ini yang juga menjadi riset pabrikan busi agar bisa menyesuaikan dengan kondisi bahan bakar di masing-masing negara.
Hal ini untuk mendapatkan performa busi dan ketahanan atau durability busi yang baik.
Busi pun bisa menyesuaikan dengan kondisi bahan bakar.
Lalu persentase faktor mana yang paling tinggi?
"Persentase perbedaan busi di setiap negara yang paling tinggi dipengaruhi oleh tipe mesin mobil. Karena dengan sedikit perubahan di bagian mesin maka spesifikasi busi yang dibutuhkan juga akan berbeda," tutup Diko.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR