GridOto.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana membawa balap Formula E yang balapannya akan berlangsung di sirkuit jalan raya di Jakarta.
Namun yang perlu diperhatikan, membuat sirkuit untuk balapan internasional itu tidak mudah.
Ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum sirkuit tersebut dapat dipakai balap.
Terlebih kalau sirkuit tersebut terletak di jalan raya, seperti sirkuit yang harus dibangun DKI Jakarta yang ingin menyelenggarakan balapan Formula E tahun depan.
Rabu (21/8), GridOto.com berkesempatan ngobrol dengan Irawan Sucahyono, pengelola Sirkuit Sentul, mengenai apa yang harus disiapkan Jakarta untuk membangun sirkuit Formula E.
Pertama, Irawan mengatakan bahwa Jakarta harus menetapkan ruas jalan yang akan dijadikan sirkuit jalanan untuk Formula E nanti.
(Baca Juga: F1 Kalah! Ada 8 Pabrikan Mobil Ikut Balapan Formula E, Tahun Depan Nambah 2 Lagi, Ini Daftarnya!)
Desainnya tidak asal, karena Irawan, yang juga desainer lintasan balap, mengatakan bahwa ada satu syarat utama yang harus dipenuhi oleh semua sirkuit berstandar FIA.
“Jalan yang (dipakai) minimal harus 12 meter, di beberapa tempat boleh menyempit sedikit, tapi tidak boleh semuanya,” kata Irawan kepada GridOto.com di bilangan Jakarta Barat.
“Lebar 12 meter tadi juga harus ditambah (lebihan) 1 meter di kanan, 1 meter di kiri, karena garis putih pembatas lintasan ke tembok itu jaraknya 1 meter,” imbuhnya.
Setelah menemukan desain lintasan yang memenuhi persyaratan tersebut, Irawan mengatakan bahwa penyelenggara harus mendirikan tiga lapis pagar di kedua sisi lintasan.
(Baca Juga: Ngecasnya Pakai SPLU ‘Standar,’ Segini Jarak Tempuh Mobil Balap Formula E)
First fence atau pagar pertama terdiri dari wall barrier (tembok pembatas), debris fence (pagar penahan puing), serta pembatas Tecpro.
Pagar lapis kedua berfungsi sebagai pembatas antara penonton dan lintasan, sedangkan pagar ketiga sekaligus terluar berfungsi untuk mencegah adanya orang menerobos masuk.
Irawan mengatakan bahwa ketiga lapisan pagar tersebut bisa dibongkar pasang, tapi pastinya membutuhkan tempat untuk penyimpanan.
“Harus disimpan di satu tempat yang kira-kira 5 hektare lah (untuk luasnya),” tukas Irawan.
Ia juga mengatakan bahwa kursi tribun adalah hal yang wajib ada dalam jumlah besar di sirkuit jalan raya berskala internasional.
(Baca Juga: Ramai Jakarta Ingin Gelar Balapan Formula E Tahun Depan, Apa Sih Formula E Itu?)
Namun menurut Irawan, Indonesia hanya memiliki ada satu atau dua tribun yang mumpuni untuk event dunia seperti Formula E.
“Ini kan udah world class, semua tribun, gak mungkin kita gayanya berdiri seperti nonton road race, dua baris yang ketiga udah gak keliatan, ini kursi barisnya sampai 20 keliatan semua,” kata Irawan.
Hal lainnya yang harus disiapkan oleh penyelenggara setelah sirkuit rampung adalah rekayasa lalu lintas yang benar-benar matang.
“Tantangan street circuit itu adalah rekayasa lalu lintas, karena konsepnya buka tutup, (jadi) misalnya pagi jalan ditutup, sore (sudah) dibuka, lalu lintas tetap jalan, agak sulit tapi jalan,” pungkasnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR