GridOto.com - Penjualan merek otomotif asal Jepang seperti Toyota dan Honda mengalami penurunan yang sangat drastis di Korea Selatan.
Kejadian tersebut dimulai sejak beberapa waktu lalu.
Hal tersebut karena diplomasi dari kedua negara ini semakin hari semakin memburuk.
Hal tersebut memaksa adanya boikot dan pemangkasan produk impor yang didatangkan dari negeri sakura tersebut.
(Baca Juga: All New Brio Satya dan RS Kuasai Penjualan Honda, Tutup Juli 2019 dengan Sangat Impresif!)
Efeknya penjualan Toyota di Korea Selatan harus terjun bebas hingga menurun 32 persen dari tahun lalu.
Hal yang sama dirasakan Honda yang mana penjualan mereka harus terpeleset dan jatuh hingga 34 persen hingga akhir semester pertama ini.
Para automaker pun sedang menyelidiki lebih lanjut atas kejadian tersebut.
Mereka juga menganalisis dampak dari boikot yang mempengaruhi penjualan kedepannya sebagai dampak dari tingginya tensi dari kedua negara ini.
(Baca Juga: Segini Penjualan Delaer Mazda, Mobil Ini Paling Laris)
Setali tiga uang, Jepang sendiri memperketat kontrol mereka dalam ekspor produk dari negaranya ke negeri gingseng ini.
Dan puncaknya, pada Jumat (16/8) tensi mereka pun meningkat.
Jepang mem-blacklist Korea Selatan dari daftar negara ekspor mereka.
Sales representatif dari Honda dan Toyota di Korea Selatan pun tak dapat berkomentar tentang kejadian tersebut.
(Baca Juga: Jadi Faktor Penting Buat Mobil, AISIN Fokus Genjot Penjualan Oli)
Dilansir dari Japantoday.com, Professor Kim Pil seorang pengamat industri otomotif dari Daelim University College mengatakan sentimen dari publik adalah faktor utama atas kejadian tersebut.
"MAsyarakat Koera Selatan marah besar kepada pihak Jepang. Nantinya, mengendarai kendaraan buatan Jepang di Korea akan dianggap tabu oleh masyarakat," ujarnya.
Tak hanya Toyota dan Honda, badge luxury dari Toyota, Lexus yang mana brand mewah terlaris ketiga di Korea Selatan setelah Mercedes-Benz dan BMW mengaku turut mengalami anjlok penjualannya.
Mereka mengaku penjualannya turun hingga 25 persen dari bulan lalu walaupun masih lebih tinggi 33 persen dibanding tahun lalu.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | japantoday.com |
KOMENTAR