GridOto.com - Pada busi terkadang hanya mengenal tipe busi nikel, iridium, platinum dan sebagainya.
Bahan-bahan logam mulia tersebut merupakan yang umum untuk ujung busi atau elektroda tengah yang memercikan api busi.
Namun, inti elektroda atau electrode core pada busi hampir semua menggunakan bahan tembaga.
Memang bagian ini berada di tengah dan tertutup insulator pada badan busi.
Jadi memang kurang terlihat.
Pemilihan bahan tembaga pada inti elektroda ini pun memiliki alasan lho, alias nggak sembarangan memilih bahan ini untuk digunakan.
(Baca Juga: Ternyata Begini Alasan Busi Tipe Iridium Cocok untuk Dipakai Harian)
Saat GridOto.com berbincang santai dengan Diko Oktaviano selaku Technical Support Product Specialist NGK Busi Indonesia, dirinya menyebutkan bahwa tembaga merupakan bahan terbaik untuk mengalirkan tegangan listrik dengan cepat.
"Tembaga mempunyai sifat bahan yang mampu mengalirkan listrik dengan cepat. Untuk jelasnya bisa dilihat di tabel periodik bahan logam," sebut Diko Oktaviano.
Tembaga memiliki electric conductivity atau konduktivitas elektrik sangat tinggi.
Konduktivitas elektrik adalah ukuran dari kemampuan bahan mengantarkan arus listrik.
Tembaga memiliki ukuran 59 Ms/m.
Berbeda dengan iridium yang hanya 21 Ms/m.
Bahkan sangat jauh dengan bahan nikel yang mendapatkan angka 14 Ms/m.
(Baca Juga: Ternyata Efek Panjang Ulir Busi Enggak Sesuai Bisa Bikin Mesin Jebol)
Semakin tinggi angka ini akan semakin bagus dan semakin cepat arus listrik dihantarkan.
"Tetapi tembaga bukan yang terbaik, yang paling bagus adalah perak. Bahan perak memiliki ukuran mencapai 62 Ms/m," tambahnya.
Namun, bahan perak murni terkendala harga yang cukup mahal.
Bahan tembaga murni tidak pernah digunakan sebagai elektroda tengah karena sifat bahannya yang mudah meleleh bila terkena suhu yang sangat panas.
Tembaga akan meleleh ada suhu 1.083 derajat celcius.
Sedangkan untuk nikel lebih unggul mencapai 1.454 derajat celcius.
Bahan Iridium merupakan bahan yang memiliki titik lebur yang paling tinggi yakni 2.465 derajat celcius.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR