GridOto.com - Belum lama ini PT Toyota Astra Motor (TAM) secara resmi meluncurkan salah satu kendaraan niaga premiumnya, yakni HiAce Premio di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2019.
Tampil dengan dimensi serta ekterior yang jauh berbeda, varian Premio ini dihadirikan tidak untuk menggantikan dari HiAce generasi sebelumnya.
Melainkan untuk opsi baru kepada konsumen, yang mana HiAce Premio ini diklaim memberikan keamanan dan kenyamanan yang lebih baik.
Karena telah dilengkapi fitur Dual SRS airbags, Vehicle Stability Control (VHC), Hill-Start Assist, rem ABS dan seatbelt tiga titik di setiap kursinya.
(Baca Juga: Blak-blakan Anton Jimmy Suwandy: Kami Sudah Tahu Tak Selamanya Pajak Nol Persen untuk LCGC Berlanjut)
Meski begitu, HiAce Premio yang dihadirkan untuk pasar Tanah Air ini hanya tersedia pilihan transmisi manual 6-percepatan, dengan menggandeng mesin 1GD-FTV 4-silinder yang berkapasitas 2.800 cc.
Padahal di negara lainnya, mobil yang masuk segmen Commercial Van berbadan bongsor ini tersedia pilihan transmisi otomatis 6-percepatan dan ada pilihan mesin bensin 7GR 3.500 cc.
Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director TAM pun membeberkan alasannya.
Menurunya hal itu menyesuaikan dengan karakter konsumennya, yang rata-rata menginkan konsumsi bahan bakar yang lebih irit.
(Baca Juga: Blak-blakan Duljatmono: Pembangunan Infrastruktur Dongkrak Penjualan Kendaraan Niaga)
"Ya karena rata-rata digunakan buat fleet ya, mereka lebih mencari fuel consumption lebih murah, mereka lebih memilih yang manual," papar Anton belum lama ini saat berada di kawasan ICE BSD, Tangerang.
"Mayoritas fleet, boleh dibilang 99,9 persen lah ya (konsumennya)," imbuhnya.
Lebih lanjut, Anton mengaku tidak menutup kemungkinan kalau varian matik dari HiACe Premio ini dihadirkan di Indonesia ke depannya.
Meski begitu, Anton menjelaskan kalau pihaknya belum tertarik untuk menghadirkan varian tersebut dalam waktu dekat ini.
(Baca Juga: Blak-blakan Davy J. Tulian: Ini Alasan Berkiprah di Maxindo Renault Indonesia)
"Kami menyesuaikan dengan pasar saja, kalau demand (permintaan) pasar depannya matik ya kami bisa saja. Karena kan di luar negeri ada pilihan matik," kata Anton lagi.
"Saat ini belum, tapi kedepannya kami akan pelajari," tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR