GridOto.com - Unik nih, ada 5 komunitas motor yang bersatu untuk membuat satu tim balap yang positif.
Tim balapnya dinamai yang merupakan gabungan dari 5 komunitas motor yakni YR15CI@Jakarta, Batavia V3 Riders, R15ER, YARICO dan Adventurous Riders Club R15.
Bukan sekadar buat gaya-gayaan, namun adanya tim balap gabungan komunitas ini menjadi wadah buat anggota yang doyan ngebut.
Betul kan, ngebut itu memang di sirkuit tempatnya bukan di jalan Sob!
(Baca Juga: Awas Aki Soak! Ini Cara Benar Charge Smartphone di Motor Saat Mati Lampu)
"Tujuan saya awalnya hanya ingin menunjukkan kepada seluruh member Batavia V3 Riders dan komunitas lain jika ingin kebut-kebutan tempatnya bukan di jalan raya. Selain membahayakan diri sendiri, bisa membahayakan orang lain," ujar Dicky Stevan, ketua Batavia V3 Riders yang menempati podium 2 di event Yamaha Sunday Race seri 1.
Di YRFI Jakarta Racing Team ini total ada 20 pembalap yang merupakan perwakilan dari pada komunitas yang tergabung.
Masing-Masing club mengikuti kelas yang berbeda yang terdiri dari 3 Kelas yakni 150 cc Comm B, All New 150 cc Comm B Beginner dan Kelas 250 cc Comm B Beginner.
"Kami akan konsisten mengikutin event Yamaha Sunday Race sampai selesai atau sebanyak 4 seri," yakin Bobby Manoppo, Manager YRFI Jakarta Racing Team.
(Baca Juga: Gampang! Tips Membuat Power Outlet di Motor, Berguna Saat Mati Lampu!)
Komunitas ini juga tidak bekerja sendiri dalam membangun tim balap gabungan ini.
Banyak Kerjasama antara PIC Koordinator masing-masing club untuk membangun team racing ini.
Club yang berada di YRFI Jakarta Racing Team pun mendapat support dari berbagai pihak yang membantu mereka hingga sejauh ini.
YRFI Jakarta Racing Team pun punya komitmen untuk tetap solid untuk memberi wadah para anggota club yang memang doyan ngebut.
"Kami menjamin pembalap di tim inibukan dari Speedshop ataupun Racing School tetapi murni anggota kami. Kita akan selalu solid dan kompak untuk seri selanjutnya dan terima kasih kepada para sponsor atas supportnya," tutup Bobby.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR