GridOto.com - Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengumumkan bahwa Jakarta akan menggelar balap Formula E tahun depan.
“Jakarta akan menjadi salah satu tuan rumah balap mobil bergengsi Formula E di tahun 2020,” ujar Anies kemarin (14/7) lewat akun Instagram miliknya, @aniesbaswedan.
Secara kepopuleran, Formula E, atau disingkat FE, memang belum setenar Formula 1, atau biasa disebut F1, di Indonesia.
Kebanyakan orang awam Indonesia pun mungkin baru kali ini terpapar dengan istilah Formula E atau FE, yang juga mirip-mirip dengan Formula 1 atau F1.
(Baca Juga: Mantul! Anies Baswedan Umumkan Jakarta Resmi Jadi Tuan Rumah Balapan Kelas Dunia Ini Tahun Depan!)
Tapi meskipun sama-sama merupakan kejuaraan single-seater, FE punya beberapa perbedaan dari F1, dan bahkan seri balapan lainnya.
Dan kali ini, GridOto.com akan memberikan 3 beberapa perbedaan tersebut.
1. Mobilnya Pakai Mesin Listrik
Tidak seperti mobil F1 yang sejak tahun 2014 memakai mesin hybrid, mesin bensin yang dibantu tenaga dinamo listrik, mobil FE sudah memakai mesin listrik sejak awal berdiri.
Mesin listrik yang dipakai di FE juga tentunya dikembangkan khusus untuk balapan, sehingga mengedepankan performa di atas segala-galanya.
Dilansir dari fiaformulae.com, situs resmi FE, mesin listrik mobil FE memiliki tenaga maksimal sebesar 250 kW atau sekitar 335 Dk.
Angka tersebut cukup untuk membawa mobil FE berakselerasi dari 0 ke 100 km/jam dalam waktu kurang dari 3 detik, dan memiliki top speed 280 km/jam.
(Baca Juga: Inilah Sirkuit Seoul yang Akan Dipakai Balapan FIA Formula E 2019-2020)
2. Semua Balapannya di Tengah Kota
One of the most tense finishes to a Formula E race ever ⚡ Here’s the quick highlights from the #SwissEPrix ???? #ABBFormulaE pic.twitter.com/3DmGiHyJQN
— ABB Formula E (@FIAFormulaE) June 22, 2019
Seluruh gelaran balap FE diadakan di sirkuit jalanan, tidak seperti F1 atau seri balapan lain yang kebanyakan balapannya digelar di sirkuit permanen.
Kalau sobat melihat angka spesifikasi mesin tersebut dan bertanya kenapa mesin mobil FE tidak sekencang mesin mobil F1 yang tenaganya bisa tembus 1000 DK, inilah alasannya.
Karena di jalanan kota yang relatif sempit dan berkelok-kelok, tenaga tidak menjadi masalah untuk menyuguhkan balapan yang penuh aksi.
Selain itu, balapan di sirkuit jalanan juga membantu FE menjalankan misinya, yang CEO FE Alejandro Agag, dilansir dari eurosport.com, sebut adalah transportasi bebas polusi dan mobil listrik.
“Balapan di kota-kota yang penting secara global membantu mengukuhkan dan menyebarluaskannya dengan lebih baik,” ujar Agag.
(Baca Juga: Video Perbedaan Kecepatan Mobil Formula E Generasi Pertama dan Kedua Saat Adu Kencang)
3. Fans Bisa Mempengaruhi Balapan
Sampai saat ini, FE adalah satu-satunya seri balapan di mana fans dapat mempengaruhi secara langsung jalannya balapan lewat fitur FANBOOST.
Dilansir dari fiaformulae.com, “FANBOOST memberikan fans kesempatan untuk mendukung pembalap kesukaan mereka dan memberikan tambahan tenaga ekstra bagi si pembalap.”
Jadi sobat dapat memilih pembalap kesukaan sobat melalui website FE, Twitter, atau app FE untuk mendapatkan FANBOOST ini.
Dan nantinya, 5 pembalap dengan jumlah dukungan terbanyak akan mendapatkan FANBOOST, tambahan tenaga sebesar 25 kW atau 33 Dk selama 5 detik.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | fiaformulae.com,Eurosport.com,YouTube/ABB Formula E,Twitter/FIAFormulaE |
KOMENTAR