GridOto.com - Versi facelift dari Honda Supra GTR 150 resmi dirilis di Vietnam dengan nama Honda Winner X 150.
Banyak ubahan yang ada di motor ini, mulai dari desain bodi, hingga fitur seperti panel instrumen yang jadi full digital dan ditambahakannya ABS di pengeremannya.
Menariknya, melihat spesifikasi mesin yang dirilis Honda Vietnam ternyata performa Honda Winner X 150 ini malah berada di bawah Honda Supra GTR 150 yang ada di Indonesia?
Pada spesifikasi resminya, mesin Honda Winner X 150 ini diketahui masih pakai mesin yang sama dengan Supra GTR 150.
(Baca Juga: Inilah Tampilan 7 Pilihan Warna dari Honda Supra GTR 150 Facelift alias Honda Winner X 150)
Yakni mesin DOHC 149,1 cc berpendingin cairan dengan pengabut bahan bakar injeksi, dan transmisi manual 6-percepatan.
Namun melihat spek power yang bisa dihasilkan ternyata sebesar 11,5 kW (15,42 dk) / 9.000 rpm.
Sementara itu torsi yang bisa dihasilkan adalah sebesar 13,5 Nm / 9.000 rpm.
Spesifikasi itu ternyata lebih kecil lo dari performa mesin milik Honda Supra GTR 150, berdasarkan klaim resmi Astra Honda Motor.
Berdasarkan spesifikasi resmi, Honda Supra GTR 150 punya power sebesar 12 kW (16,09 dk) / 9.000 rpm dengan torsi sebesar 14,2 Nm.
Selisihnya kecil sih memang, tapi buat yang sering ngopek mesin pasti paham lah gimana susahnya menaikkan power meskipun cuma 1 dk.
Masak versi facelift malah lebih kecil sih powernya?
(Baca Juga: Versi Terbaru Honda Supra GTR 150 Rilis di Vietnam, Sudah ABS Sob)
Sebenarnya data di atas belum tentu akurat juga kok Sob.
Pasalnya kita tidak tahu metode pengukuran performa yang dilakukan masing-masing APM.
Bisa jadi di Vietnam pengukuran performa dilakukan lewat power yang dihitung dari ban.
Sementara AHM menghitung power langsung dari putaran mesinnya.
Hasilnya tentu beda ya, karena kalau diukur dari ban, power dari mesin sudah ada yangsedikit terbuang karena terpakai untuk menggerakan rantai, ban, dan komponen-komponen lainnya.
Makanya wajar kalau hasilnya power jadi lebih kecil.
Nah, kalau menurut sobat GridOto.com gimana nih?
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR