GridOto.com - Mengisi bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dinilai aman dibandingkan dengan di penjual eceran di pinggir jalan.
Hal ini dikarenakan di bahan bakar di SPBU lebih terjamin tidak dioplos dengan bahan bakar lain.
Namun ternyata hal itu tak sepenuhnya benar.
Nasib apes justru dialami sopir Ford Ranger setelah mengisi bahan bakar di SPBU.
(Baca Juga: Lagi-lagi Harga Mobil Baru Toyota Naik di Juli 2019, Ini Besarannya!)
Wu, warga Johor Bahru, Malaysia, berkeluh kesah kejadian yang dialaminya setelah mengisi bahan bakar di SPBU.
Ford Ranger yang ditungganginya mogok setelah mengisi bahan bakar di SPBU yang berjarak 200 meter dari tempat mogoknya mobil.
Tak berselang lama ia langsung memanggil layanan truk derek dan membawa mobilnya ke bengkel.
Setelah diperiksa, tiba-tiba ia kaget.
(Baca Juga: Video Sopir Bus Dikepung Warga, Gara-gara Ngeblong dan Seret Pemotor Sampai 25 Meter)
Hal ini dikarenakan tangki bensin mobil pria itu ternyata berisi air bukan bahan bakar pada umumnya.
Merasa tak terima, pria itu langsung melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Namun, pihak SPBU tidak mau bertanggung jawab.
Mereka mengklaim bahwa korban telah melepas segel yang dipasang di nozzle.
Segel tersebut bertuliskan kalau nozzle tidak bisa dipakai sementara waktu.
Tak ingin disalahkan, Wu bersikeras ia tidak melepas segel dari nozzle.
Petugas SPBU lah yang telah melepaskannya.
"Ketika saya kembali ke pompa bensin setelah mobil saya mogok, saya melihat petugas menggunakan tali hitam untuk mengikat nozzle pompa minyak diesel. Tapi saat saya mengisi diesel, saya tidak menemukan segel," ungkap Wu seperti yang dikutip dari Sin Chew Daily.
(Baca Juga: Pakai Roller Rocker Arm Bikin Tenaga Motor Besar dan Bensin Irit!)
Masalah Wu tersebut kini kian pelik karena tidak ada bukti yang kuat tentang siapa yang sudah melepas segel nozzle.
Wu pun mengajukan keluhan kepada Federasi Asosiasi Konsumen Malaysia dan berharap bisa mendapat kompensasi atas kerugiannya.
Sebab konon, mobil Wu yang diisi air mengalami kerusakan cukup parah di bagian mesinnya.
Ia memperbaiki mobilnya menghabiskan uang RM 10.000 atau sekitar Rp 34 juta.
Kalau begini siapa yang harus bertanggung jawab?
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Sin Chew Daily |
KOMENTAR