GridOto.com - Ada cara mudah untuk membuat tarikan awal Suzuki Skywave menjadi lebih ringan.
Nah, penyebab tarikan awal yang berat biasanya berawal dari karburator.
Tapi kalau karburator tidak bermasalah, ada satu bagian yang harus diupgrade.
Bagian apakah itu?
(Baca Juga: Motor Ini Dulu Tidak Laku, Sekarang Harga Cover Body Aja Mahal!)
"Kalau karburator sudah normal, supaya tarikan awalnya lebih enak bisa upgrade CVT," buka Eka Permana, punggawa Izzy Garage, bengkel spesialis Suzuki Skywave dan matic Suzuki kepada GridOto.com.
Permasalahan CVT Suzuki Skywave enggak jauh berbeda dengan motor matic lainnya.
"Biasanya yang buat tarikan awal berat, roller sudah peyang atau kampas ganda yang mulai tipis," ujar pria yang akrab disapa Izzy ini.
Supaya tarikan awal Suzuki Skywave lebih jambak hal yang harus diganti pertama adalah roller.
(Baca Juga: Cuma Modal Rp 5 Juta Dapat Matic 125 cc Plus Bagasi Muat Helm!)
"Roller bawaan Suzuki Skywave itu 14 gram, supaya tarikan awal atau bawahnya enteng bisa pakai roller milik Suzuki Spin yang beratnya 12 gram," jelas Izzy.
Menurut Izzy, pemakaian roller 16 gram di Suzuki Skywave bukannya tanpa alasan.
"Kalau dilihat dari gear rasionya, drive dan driven gearnya itu 15-45 dengan perpaduan roller 16 gram memang Suzuki Skywave ini didesain untuk nyaman di putaran atas," ujarnya di jalan H. Sakam Raya, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.
Makanya supaya putaran mesin bagian bawah juga enak jangan lupa ganti kampas ganda.
(Baca Juga: Cuma Modal Rp 5 Juta Dapat Matic 125 cc Plus Bagasi Muat Helm!)
"Kalau kampas ganda yang sudah tipis bisa diganti dengan standar juga enggak masalah," ujar mantan pembalap jebolan Sirkuit Ancol ini.
"Atau bisa pakai pantekan biar lebih gigit," tambahnya.
Soal Per CVT dan per sentrifugal, Izzy membolehkan pakai bawaan Suzuki Skywave.
"Kalau Per CVT standar juga oke, sedangkan per sentrifugal selain standar bisa juga pakai kepunyaan Suzuki Nex atau Honda BeAT," pungkasnya.
(Baca Juga: Izzy Garage, Bengkel Spesialis Suzuki Skywave di Depok, Jawa Barat)
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR