GridOto.com - Pasti banyak yang bertanya, kenapa karburator yang menggunakan skep model konvensional lebih banyak dicari ketimbang karburator jenis vakum.
Padahal secara teknologi, karburator model vakum lebih modern ketimbang dari karburator skep konvensional.
Namun faktanya, bengkel upgrade performa ataupun harian lebih banyak cari karburator skep konvensional ketimbang karburator model vakum.
Apalagi buat motor yang kapasitas mesinnya sudah ditingkatkan lewat stroke up atau bore up.
(Baca Juga: Cara Gampang Bikin Yamaha NMAX Tambah Kencang, Enggak Perlu Bore Up!)
"Karburator model skep konvensional itu tarikannya lebih responsif ketimbang karburator vakum," ujar Benny Ilham, owner VB Motor, bengkel spesialis Yamaha Scorpio kepada GridOto.com.
Hal senada juga diutarakan oleh Tito Hendrawan, biker Yamaha Jupiter MX yang sudah bore up jadi 150 cc dan pakai karbu model vakum.
"Pakai karbu vakum tarikannya jadi kurang galak. Rencananya saya mau ganti pakai karburator Yamaha RX-King yang masih skep biasa," ujar pria yang akrab disapa Tito.
karburator vakum yang juga dikenal sebagai Constant Velocity (CV) ini berkerja sesuai dengan namanya.
(Baca Juga: Cara Simpel Menghitung Offset Piston, Biar Enggak Salah Beli Piston!)
Naik turunnya jarum skep memanfaatkan kevakuman udara hasil isapan piston di dalam silinder.
"Ketika katup kupu-kupu terbuka, isapan juga makin deras. Saat itu terjadi kevakuman di ruang vakum di karburator sehingga karet vakumnya menyempit dan mengangkat piston skep ke atas," ujar pria yang akrab disapa Tito ini.
Cepat atau tidaknya gerakan jarum skep di karburator vakum dipengaruhi oleh karet vakum.
(Baca Juga: Berniat Upgrade Performa Yamaha XMAX Jadi 300 Cc? Siapkan Dana Segini)
"Makanya karet vakum sangat mempengaruhi responsif atau enggaknya tarikan motor," tambahnya.
Berbeda dengan karburator yang model skep, naik turunnya jarum skep mengandalkan tali gas.
"Jadi feelnya juga langsung, enggak terpengaruh oleh karet vakum yang sering kali nyangkut atau bocor," pungkasnya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR