Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Kemenhub Kaji Angkutan O-Bhan, Apa Bedanya Dengan Transjakarta?

M. Adam Samudra - Senin, 24 Juni 2019 | 15:35 WIB
Transportasi O-Bahn di Adelaide, Australia.
Youtube Timosha21
Transportasi O-Bahn di Adelaide, Australia.

 

GridOto.com - Kementerian Perhubungan tengah mengkaji penggunaan 'O-Bahn' sebagai alternatif pilihan angkutan massal perkotaan di Indonesia.

O-Bahn sendiri merupakan moda transportasi gabungan antara Bus Rapid Transit (BRT) dan Light Rapid Transit (LRT).

Uniknya, Bus ini memiliki roda pandu yang berada di samping ban depan bus.

Roda pandu ini menyatu dengan batang kemudi roda depan, ketika bus memasuki jalur O-Bahn.

(Baca Juga: Pembatasan Diskon Ojek Online Oleh Kemenhub Khawatirkan Pendapatan Driver Berkurang)

Bahkan supir tak perlu lagi mengendalikan arah bus karena roda pandu akan mengarahkan bus sesuai dengan arah rel pandu serta mencegah bus terperosok ke celah yang ada di jalur.

Sistem ini pertama kali diterapkan di Kota Essen, Jerman dan saat ini sudah digunakan di berbagai negara seperti Australia dan Jepang.  

Dirjen Perkeretaapian Zulfikri menyampaikan O-Bahn dapat dibangun dengan biaya lebih murah dibandingkan dengan LRT, namun agak lebih mahal dibandingkan dengan BRT biasa.

“Kapasitasnya lebih besar dari pada busway, tapi lebih kecil dari LRT. Anggarannya memang lebih besar dari pada busway, karena kita harus membangun beberapa ruas jalur," kata Zulfikri di Jakarta, Senin (24/6/2019).

(Baca Juga: Pantura Diprediksi Macet Saat Libur Lebaran, Ini Cara Kemenhub Mengatasinya)

"Untuk tempatnya mungkin di luar dari Jakarta, karena itu kita perlu lihat lagi bagaimana masterplan kotanya. Maka kita perlu kaji lebih lanjut dan duduk bersama dengan Pemda dan stakeholder terkait,” sambung dia.

Dengan jalur khusus tersebut O-Bahn bisa berjalan lebih cepat dibanding bus di jalan umum. 

Bahkan ia menjelaskan O-Bahn diperuntukkan bagi kota-kota besar yang tidak memiliki kereta dalam kota.

Seperti kota Surabaya, Bandung, Makassar, Medan, Palembang, Yogyakarta dan Solo.

Ia menilai, membangun transportasi massal memang menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kendaran pribadi sehingga kemacetan berkurang. 

Dia mengatakan fungsi-fungsi transportasi massal sangat dibutuhkan agar tekanan karena banyaknya kendaraan, mobil, dan sepeda motor bisa teratasi.

Editor : Eka Budhiansyah

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

Petaka Dua Orang Tak Dengar Teriakan Warga, Vario Sekejap Bak Dicincang

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa