GridOto.com - Hampir setiap hari ada berita pembegalan motor yang bikin hati waswas.
Meski polisi sudah nyebar tim khusus sampai bikin razia tiap malam, terkadang masih saja ada laporan begal sukses menggasak motor korbannya.
Kalau kalian termasuk pemotor yang sering pulang malam, ada baiknya lebih waspada.
Menanggapi hal ini, Aiptu Jakaria alias Jacklyn Choppers selaku anggota Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya berikan langkah ampuh buat hadapi teror begal yang makin hari semakin bikin ngeri.
(Baca Juga: Kerennya Mobil Raisa Milik Polisi, Ternyata Begini Tampilan Dalamnya)
"Kebanyakan yang sering kita lihat itu biasanya gerombolan. Pasti keliatan juga tuh ada barang yang dibawa seperti parang, celurit, golok bahkan ada yang bawa pemotong es seperti gergaji," kata Jakaria kepada GridOto.com
"Jadi saya berpesan bagi para pengemudi kendaraan bermotor itu harus dalam kondisi sehat, terus mengendarai sepeda motornya harus konsisten. Dalam arti mengendarai kendaraanya jangan juga kecepatan pelan, karena itu biasanya yang akan dibaca oleh mereka," pesan dia.
Ia mengaku, pengendara juga harus dilengkapi dengan helm atau body protector.
Sementara lanjut dia, waktu yang rawan jadi satapan para begal adalah pada pukul 12.00 WIB - 04.00 WIB.
(Baca Juga: Viral di Medsos, Polisi Asal Lumajang Sampai 'Ngolong' Bantu Pemudik yang Alami Ban Bocor)
"Jam segitu sudah termasuk rawan. Jadi carilah jalan-jalan yang ramai bukan jalan alternatif yang malah sepi pengendara," tutur Jakaria.
Bahkan ia menyebut ada beberapa daerah yang cukup dibilang rawan adanya kelompok begal.
"Sampai sekarang siH hampir rata. Tapi yang sering kejadian itu biasanya daerah Selatan dan Bekasi, bahkan kita sering tangkep gerombolan dari Bekasi karena itu masih masuk daerah hukum Polda Metro Jaya," bebernya.
(Baca Juga: Waduh! Polisi Sebut Pengendara Toyota Fortuner Berpelat Dinas Palsu Cuma Mau Bergaya di Depan Pacar)
Untuk itu, ia menghimbau agar anak-anak muda untuk melakukan kegiatan bermanfaat.
"Jadi buat anak-anak yang enggak sekolah jangan sampai salah pergaulan. Jangan ikut-ikutan yang enggak benar. Buat anak-anak yang enggak sekolah cari pekerjaan lain," tutur pria ramah tersebut.
Bahkan ia punya cerita yang mengerikan saat menangani kasus perampokan.
"Bahkan saya pernah ditembak dengan 11 peluru saat menangani kasus perampokan mesin pengisi ATM sebesar Rp 2,8 Miliar," tegasnya.
Karenanya, menurut dia tugasnya kini sudah harus diterima apapun konsekuensinya.
"Petugaskan itu kan pekerjaaanya udah jelas, kalau enggak mati ya rumah sakit. Jadi kita harus siap apapun resikonya di lapangan," paparnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR