GridOto.com - Ferrari merupakan salah satu tim terkuat di ajang F1.
Ferrari pun sudah beberapa kali menyabet gelar juara dunia untuk pembalap dan konstruktor.
Ngomongin soal kiprah Ferrari di balap F1, sobat GridOto.com tau enggak nih mobil balap F1 Ferrari dulunya kayak gimana?
Jangan bayangkan desainnya sekeren dan modern sekarang ya.
(Baca Juga: Masih Ingat Oplet? Yuk Nostalgia Sejenak dengan Angkutan Jadul Ini)
Mobil pertama mereka di ajang F1 bentuknya bisa dibilang sangat sederhana, bisa dibilang malah mirip lontong dikasih roda.
Rodanya pun masih menggunakan pelek jari-jari.
Meski desainnya sederhana, tapi untuk mesinnya tetap powerfull lo.
Mobil yang dinamai Ferrari 125 F1 ini punya mesin V-12 SOHC dengan kapasitas mesin sebesar 1.497 cc.
Meski merupakan mobil untuk balap, Ferrari 125 F1 keluaran tahun 1948 ini kompresi mesinnya ternyata rendah sob, yakni cuma 6,5:1.
Soalnya, bensin yang ada pada saat itu juga tidak punya oktan yang tinggi.
Tapi adanya supercharge membuat tenaga yang bisa dihasilkan Ferrari 125 F1 ini besar.
Perkiraan power yang bisa dikail oleh mobil ini adalah sebesar 230 dk @ 7.000 rpm.
(Baca Juga: Pengguna Vespa Jadul Harus Waspada, Kebiasaan Ini Bikin Dek Melengkung)
Meski dengan power segitu, tapi mobil balap jadul ini remnya masih dibekali model drum brake alias teromol.
Penggunaan rem cakram pada Ferrari 125 F1 ini baru diperkenalkan pada tahun 1949, itu pun belum pada event balapan internasional.
Selain itu, yang 'jadul' lagi adalah pada bagian rodanya nih sob.
Jangan bayangkan ban yang bisa diganti hanya dalam waktu tiga detik ya.
Pada era Ferrari 125 F1 pertama ini, penguncinya masih menggunakan semacam kawat besi.
Sehingga untuk membukanya masih perlu peralatan berat, misalnya palu dan tang.
Ferrari 125 F1 ini pertama kali diturunkan balapan pada 5 September 1948.
Sedangkan kemenangan pertamanya diraih pada 24 Oktober 1948.
Saat itu belum resmi jadi kejuaraan dunia balap F1, karena kompetisi F1 dimulai pada tahun 1950.
| Editor | : | Dida Argadea |
| Sumber | : | simanaitissays.com |
KOMENTAR