GridOto.com - Direktur Marketing PT Blue Bird Tbk Amelia mengatakan para pengemudi taksi listrik sudah dibekali dengan pengetahuan.
Sebab jika sewaktu-waktu taksi listrik tersebut mengalami kendala atau mati di tengah jalan mereka sudah mengetahui apa yang perlu dilakukan.
"Kami punya prosedur untuk pencegahan hal itu terjadi," ujar Amelia kepada GridOto.com di Jakarta, Selasa (23/4/2019).
"Salah satunya adalah pengemudi kita dibekali dengan pengetahuan terkait mobil sehingga hal ini bisa kami hindari," sambung dia.
Amelia menilai, penggunaan armada taksi listrik ini menjadi salah satu langkah awal dan wujud nyata akan kontribusi Bluebird terhadap pelestarian lingkungan, khususnya di Indonesia.
(Baca Juga : Blue Bird Perkenalkan Taksi Listrik, Berapa Tarif Sekali Naik?)
Sebab, operasional taksi listrik disebut mampu mengurangi emisi CO2 atau penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Menurut dia, operasional 200 unit taksi listrik diprediksi bisa mengurangi 434.095 kilogram (kg) emisi CO2 atau bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 1,9 juta liter.
Sedangkan, operasional 2 ribu taksi listrik diperkirakan bisa mengurangi 21,7 juta kg emisi atau 94 juta liter BBM.
Untuk diketahui, untuk menyediakan layanan taksi listrik, saham BIRD itu menggelontorkan biaya riset dan pengembangan sekitar Rp 40 miliar.
(Baca Juga : Terobosan Baru! Bluebird Luncurkan Taksi Listrik, Begini Tampilannya)
Investasi itu digunakan untuk membeli 25 kendaraan listrik asal China BYD e6 A/T dan 5 kendaraan listrik asal Inggris Tesla Model X 75D A/T serta pembangunan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik yang saat ini terbangun 11 unit.
Rencananya, sebanyak 30 unit taksi listrik Blue Bird akan beroperasi mulai Mei 2019.
Jumlahnya akan terus meningkat hingga menjadi 200 unit pada 2020, dan mencapai 2 ribu unit pada 2025.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR