GridOto.com - Avanza dan Xenia merupakan low-MPV hasil kolaborasi PT Toyota Astra Motor (TAM) dengan PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Memiliki tampilan yang mirip atau kembar, namun nasib keduanya tidaklah sama alias berbeda.
Bisa dibilang, penjualan Grand New Xenia tidak sementereng New Avanza di kuartal pertama 2019 ini.
Dari data yang dihimpun GridOto.com, sepajang Januari hingga Maret 2019 Grand New Xenia hanya mencatatkan angka wholesales (pabrik ke dealer) sebesar 13.760 unit.
(Baca Juga : Penjualan Turun, Daihatsu Tutup Kuartal Pertama 2019 dengan 48 Ribu Unit, Mobil Murah Keluarga Mendominasi)
Angka tersebut terpaut cukup jauh dari saudaranya yang sukses tembus di angka 19.806 unit.
Begitupun dengan angka penjualan retailnya, mobil dengan julukan 'sejuta umat' dari Daihatsu ini yang catatkan angka sebesar 12.834 unit.
Sedangkan Avanza sukses catatkan angka penjualan retail sebesar 17.000-an unit.
Hasil itu juga mengantarkan Avanza sebagai salah satu yang terlaris di segmen low-MPV.
Dari data yang dipaparkan tersebut, keduanya terpaut selisih kurang lebih 6.000 an unit untuk wholesales dan 5.000 an unit untuk penjualan retail-nya.
(Baca Juga : Toyota Sudah Kantongi 28 Ribu SPK Avanza Baru, 1.300 cc Mendominasi, Inden 1 Bulan!)
Padahal kedua model kembar yang baru mendapatkan penyegaran di Januari 2019 lalu itu dirakit dipabrik yang sama, dan jadi pelopor segmen low-MPV di Tanah Air.
Untuk positioning harga, Daihatsu Xenia juga sedikit lebih murah jika dibandingkan dengan Toyota Avanza.
Daihatsu membanderol Xenia mulai Rp 186 jutaan hingga Rp 228 jutaan on the road DKI Jakarta dan sekitarnya.
Sedangkan Toyota membanderol Avanza mulai Rp 191 jutaan hingga Rp 239 jutaan on the road DKI jakarta dan sekitarnya.
(Baca Juga : Tembus 20 Ribu Unit, Intip Rapor Penjualan Toyota Avanza Baru di Tiga Bulan Pertama 2019)
Bisa jadi, fitur yang ditawarkan Toyota untuk Avanza yang sedikit lebih berlimpah dari Xenia menjadi daya tarik tersendiri.
Atau nama besar Toyota yang sudah melekat di masyarakat Indonesia menjadi salah satu alasannya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR