GridOto.com - Salah satu tujuan menggunakan jalan bebas hambatan atau tol adalah agar bisa lebih cepat sampai ke tujuan.
Tak jarang, sejumlah pengguna justru menjadikan jalan tol sebagai arena kebut-kebutan agar sampai dengan cepat.
Hal itu dinilai sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kecelakaan.
Sudah sangat banyak kasus kecelakaan di jalan tol, yang terjadi akibat si pengemudi berkendara melewati batas kecepatan dan tak bisa mengendalikan mobilnya.
(Baca Juga : Terlibat Kecelakaan Beruntun? Pakar Keselamatan Sebut Lebih Baik Berdamai, Ternyata Ini Alasannya)
Kasus yang terbaru dan sedang hangat diperbincangkan publik adalah kecelakaan beruntun di ruas tol BSD.
Menurut keterangan Kasat Lantas Polres Tangsel, AKP Lalu Hedwin Hanggara, kecelakaan bermula dari pengendara mobil Mitsubishi Outlander melaju kencang dari arah Jakarta menuju BSD.
Di KM 9+500, mobil tersebut menerobos pembatas jalan dan menabrak mobil dari arah yang berlawanan di jalur sebelahnya.
Prihatin dengan banyaknya kasus kecelakaan di jalan tol, Jusri Pulubuhu, Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengajak pengendara mengubah kebiasaaan buruk di jalan tol.
(Baca Juga : Sejumlah Mobil Kecelakaan Beruntun Hingga Ambyar di Tol BSD, Begini Komentar Pakar Keselamatan)
"Di jalan tol itu harus tertib berlalu lintas, tertib dalam manajemen lajur, tertib dalam kecepatan. Kecepatan yang bagaimana? Kecepatan yang konstan dan sesuai laju," ucap Jusri kepada GridOto.com.
Ia menilai, jika semua pengendara tol memiliki kecepatan yang konstan, maka risiko kecelakaan dapat berkurang.
"Kalau semua pengemudi berkecepatan konstan, maka gak akan ada yang namanya salip kanan-kiri, zigzag, kalau begitu kecelakaan pasti akan bisa diatasi," ucap Jusri.
"Sekali lagi yang harus diubah adalah sikap mengemudi dan paradigma masyarakat dalam mengemudi. Jalan tol itu lebih berbahaya ketimbang jalan raya umum, karena di jalan tol kendaraan yang melaju kecepatannya tinggi," imbuh Jusri.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR