GridOto.com - Saat ini produksi mobil di Indonesia disebut telah mencapai angka yang cukup fantastis.
Diungkap oleh Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan bermotor Indonesia (Gaikindo), Indonesia punya kemampuan produksi mobil mencapai 2,3 unit per tahun.
Sementara market untuk Indonesia disebutkan hanya 1,15 juta. Artinya, Indonesia punya kemampuan ekspor yang memadai.
Di saat bersamaan, Australia saat ini diketahui sudah tidak lagi memproduksi mobil, alias hanya mengandalkan impor.
(Baca Juga : Arek Suroboyo! Besok GIIAS 2019 Resmi Dibuka di Grand City Convex Surabaya)
Nah, Indonesia sebagai negara terdekat serta dengan kekuatan produksi yang boleh dibilang mumpuni, kenapa tidak melakukan ekspor ke Australia?
Justru mobil-mobil produksi Thailand yang disebut meraup pasar ekspor dari Australia.
Rupanya di luar kebijakan kerjasama antar pemerintah, ada beberapa kendalanya nih Sob.
"Kami terhambat oleh yang namanya jenis kendaraan, kondisi kendaraan, dan aturan main antara Indonesia dan Australia, nah kemarin menteri perdagangan Indonesia sudah tanda tangan dengan kementrian Australia," kata Yohannes di Surabaya, Kamis (28/3/2019).
(Baca Juga : GIIAS the Series 2019 Siap Digelar di 4 Kota Besar, Catat Tanggalnya)
"Tapi mesti diingat selera orang itu beda, Indonesia jagoannya MPV, sementara Australia enggak suka MPV," imbuhnya.
Menurut Yohannes, pasar di Australia lebih condong ke arah mobil jenis sedan dan SUV.
Hal tersebut ditambah dengan regulasi terhadap mobil jenis sedan di Indonesia.
Seperti diketahui pajak untuk sedan memang cukup besar di Indonesia yang PPnBM-nya 30 hingga 125 persen.
(Baca Juga : Seri GIIAS 2019 Akan Dimulai di Surabaya, Catat Tanggalnya Sob!)
Dengan nilai segitu, pabrikan banyak yang 'males' bikin sedan di Indonesia.
Memang skema pajak baru untuk sedan sudah disusun, namun peraturan tersebut belum disahkan.
"Tapi ada potensi beberapa SUV akan kami ekspor, ya mudah-mudahan kami akan menjajakinya. Tapi pemerintah (tetap) harus memberi fasilitas pada kami agar sedan bisa diproduksi, sehingga bisa ekspor bukan cuma ke Australia tapi ke seluruh," tutur Yohannes.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR