GridOto.com - PT Honda Prospect Motor (HPM) tahun ini kembali melakukan ekspor produknya, lewat All New Honda Brio yang akan dikirim ke Vietnam dan Filipina.
Ekspor ini menjadi yang pertama sejak terakhir kali 'mengapalkan' Honda Freed di tahun 2014 ke Malaysia dan Thailand.
Bahkan, PT HPM telah memiliki target nilai ekspor hingga tahun 2021, yaitu sebesar Rp 25,5 triliun.
Jonfis Fandy, Direktur Marketing dan Aftersales PT HPM menyebut nilai tersebut merupakan gabungan dari ekspor utuh (CBU) dan ekspor komponen terurai (CKD).
(Baca Juga : Demi Ekspor Brio, Honda Rela Korbankan Setiap Model yang Sepi Peminat)
"Tahun lalu kami hanya mengekspor komponen terurai saja, ke 12 negara tujuan mulai dari ASEAN hingga Amerika, dengan nilai sekitar Rp 3,9 triliun," ucap Jonfis.
Menurutnya, ekspor CKD tahun ini akan lebih banyak ketimbang CBU, karena komponen terurai lebih mudah diterima di negara lain.
"Komponen itu dianggap mudah untuk ditukarkan dan dianggap efektif. Setelah ekspor komponen dianggap sukses, kami berjalan lagi untuk ekspor CBU, karena CBU kan perlu melihat apakah mobil tersebut cocok atau tidak, kalau komponen kan pasti dipakai," jelasnya.
Hal ini pun mendapat apresiasi dari Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, yang turut hadir di acara seremonial produksi pertama All New Brio untuk pasar ekspor.
(Baca Juga : Serupa Namun Tak Sama, Ini Perbedaan All New Brio untuk Pasar Lokal dan Ekspor)
"Hal ini tentunya merupakan sebuah capaian yang membanggakan bagi industri otomotif nasional, karena produk Indonesia bisa diterima dengan baik di negara tujuan," kata Airlangga dalam sambutannya.
"Kementerian Perindustrian akan secara terus-menerus mendorong agar tercipta penambahan investasi baru maupun perluasan, serta adopsi teknologi yang terkini, dan diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk merealisasikan target produksi 1,5 juta unit pada tahun 2020," ucapnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR