GridOto.com - Hampir seluruh produsen otomotif menciptakan mesin bertenaga listrik ke model terbaru buatan mereka.
Seperti Harley-Davidson akan memasarkan motor baru mereka yang bertenaga listrik dengan nama Livewire.
Motor itu dipastikan bakal dijual juga di Indonesia.
Namun, kemungkinan motor listrik Harley-Davidson itu baru mendarat ke Tanah Air pada 2020.
(Baca Juga : Kocak! Tora Sudiro Beli Harley-Davidson Gak Lapor 'Menteri Keuangan', Ya Diomelin)
Lantas jika motor listrik Harley-Davidson tersebut diboyong ke Indonesia akankah ada peminatnya?
Dealer Principal Anak Elang Harley-Davidson of Jakarta, Sahat Manalu mengaku belum mengetahui pasar di Indonesia.
"Motor listrik itu belum keluar, jadi saya belum bisa komen. Cuma memang saya waktu tahun 2014 pernah diundang Harley Davidson mencoba test ride," kata Sahat di Jakarta Utara, Minggu (24/3/2019).
Bahkan ia bercerita pernah mendapat kesempatan mencoba Harley-Davidson bertenaga listrik.
(Baca Juga : Begini Kronologis Rombongan Harley-Davidson Tabrak Warga Penjemur Padi)
"Saya cobanya itu di Sepang, Malaysia memang enak banget, cuma memang suaranya enggak ada. Saya enggak tau apakah nanti keluar itu ada suara atau tidak," bebernya.
Ketika mencoba prototipenya, Sahat memberikan komentar kepada Harley-Davidson.
"Sensasinya itu seperti naik sesuatu tapi enggak ada suaranya," paparnya.
"Jadi kami ada berani itu karena suara motor itu besar sehingga orang lain mendengar ada motor sehingga pada saat mengegas itu lebih pede ketika lewat, karena yang pasti orang banyak yang mendengar. Kalau orang enggak mendengar saat lewat takutnya nabrak," paparnya.
(Baca Juga : Motor Listrik Pakai Gaya Flat Tracker, Tenaga Sama Torsinya Gila....)
Ia menilai, ciri khas motor Harley-Davidson yang biasanya memiliki suara menggelegar seakan tidak bernyawa.
"Tentunya sebagai diler Harley-Davidson di Indonesia kami berharap ada segmen tersendiri. Namun kalau saya melihat pecinta Harley Davidson itu terutama karena suaranya. Jadi saya belum tahu apakah itu ada pemimatnya atau enggak
| Editor | : | Anton Hari Wirawan |
KOMENTAR