GridOto.com – Bari Setiadi merupakan salah satu modifikator ternama di Kedoya, Jakarta Barat, pada zamannya.
Soal car audio dari keperluan harian hingga kontes digarapnya, pelanggan yang datang pun dari kelas Toyota Kijang hingga Mercedes-Benz berharga miliaran rupiah.
Workshopnya sekarang pindah ke wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor, dengan area lebih luas kini ia serius menggarap bisnis modifikasi interior kendaraan.
“Gue ingat waktu pertama main audio, tahun 1998 – 2000. Itu disebutnya sebagai masa keemasan car audio,” kata Bari Setiadi, Owner Baze Luxury Bus.
(Baca Juga : Blak-blakan Halomoan Fischer: Jurus Jitu Mobil88 Hadapi Persaingan di Pasar Mobil Bekas)
“Kenapa? Karena saat itu masih banyak mobil yang belum ada tape-nya. Jadi mesti pasang sendiri audionya, nah itu jadi rezekinya si toko audio,” lanjutnya kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
Menariknya kebanyakan mobil yang belum memiliki perangkat audio berada di segmen atas, misalnya Mercedes-Benz C-Class W202.
Menurut Bari, konsumen di segmen ini rela membelanjakan uangnya berapapun untuk memodifikasi audio pada mobil-mobil kesayangannya.
“Jadi orang kaya baru beli Mercy, gengsi lagi tinggi-tingginya, audio enggak ada. Sedangkan Kijang Kapsulnya dia aja udah ada tapenya, wah emosi dia pasti datang ke tempat audio,” terangnya.
(Baca Juga : Blak-blakan Martogi Siahaan: Berawal dari Salesman, Kini Menjabat CEO Auto2000)
“Ketika ditanya berapa Bos budgetnya? Terserah, yang menurut lu bagus aja deh. Zaman dulu sering tuh yang kayak gitu,” lanjut Bari.
“Nah seperti itu masa keemasan audio mobil, zaman itu satu mobil bisa jualan power amplifier 4 sampai 5 unit. Waktu itu udah biasa melihat satu bagasi Mercy didekor buat audio doang,” tambahnya.
Belakangan semenjak head unit mobil mulai terintegrasi dengan dasbor dan beberapa fitur lainnya di mobil.
Modifikasi car audio diakui mulai mengalami penurunan, sampai akhirnya di tahun 2012, Bari benar-benar banting setir dari bisnis car audio ke interior kendaraan.
“Pada waktu saat itu mobilnya sendiri masih bersahabat untuk dimodifikasi. Begitu ke arah sini, mulai deh tuh, audio mobil mewah mulai terintegrasi dengan dasbor, istilahnya head unit in-dash,” imbuh Bari.
“Nah memang mulai sulit sejak itu, padahal konsumen di segmen itulah yang banyak belanja car audio,” tutupnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR