GridOto.com - Agar tetap kompetitif di tengah persaingan, PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) berencana membangun fasilitas pabrik perakitan Mazda di Indonesia.
Saat ini, EMI mengimpor dari negara prinsipalnya di Jepang dan juga sebagian dari pabrik Mazda di Thailand.
Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT EMI menjelaskan saat ini dalam tahap studi internal dan studi kelayakan untuk membangun fasilitas pabrik perakitan atau Completely Knock Down (CKD) di Indonesia.
Menurutnya perhitungan tersebut mencakup jumlah investasi dan hitung skala ekonomisnya.
(Baca Juga : Inilah Mazda2 versi Toyota, Keren Gak Nih Sob?)
Semenjak dipegang EMI penjualan Mazda memang terus meningkat, namun skala ekonomis dari hitung-hitungan sementara masih jauh.
Roy menjelaskan skala ekonomis mencakup 10 ribu unit sampai 15 ribu unit per tahun untuk dapat lebih mudah izin dari prinsipal untuk merakit di Indonesia.
Sedangkan saat ini penjualan Mazda di Indonesia masih berkisar 6 ribu unit per tahun.
"Kami lagi hitung tahun berapa bisa buat pabrik, tanpa harus menunggu penjualan 15 ribu unit dalam setahun," kata Roy dikutip dari Kontan.co.id, (4/2/2018).
(Baca Juga : Ramai Toyota Yaris Pakai Platform Mazda2, Begini Tanggapan APM-nya di Indonesia)
Tahun 2018 penjualan dari diler konsumen (retail sales) Mazda mencapai 5.957 unit.
Jumlah tersebut hampir mencapai target Mazda yang mencapai 6.000 unit. Namun meningkat ketimbang periode 2017 sebanyak 3.833 unit.
Roy menambahkan pembangunan pabrik tersebut tak menunggu insentif pemerintah, sebab pemerintah lebih fokus untuk menyelesaikan regulasi kendaraan rendah emisi (Low Carbon Emission Vehicle/LCEV).
"Memang mau ada regulasi harmonisasi pajak sedan. Tapi kalau pajak sedan turun itu bisa mempercepat studi," jelasnya.
Roy juga memastikan EMI akan membangun sendiri fasilitas pabrik tanpa menggandeng pihak ketiga untuk merakit di Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Mazda berencana bangun fasilitas perakitan di Indonesia
Editor | : | Anton Hari Wirawan |
Sumber | : | Kontan |
KOMENTAR