GridOto.com - Jasa pencucian mobil tahun belakangan ini tumbuh bagaikan jamur di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Sebagian besar usaha mereka adalah jasa usaha rumah tangga yang sulit dikontrol oleh Pemerintah Daerah dan mungkin juga sebagian tidak mempunyai izin usaha, sehingga tidak memiliki kelayakan dalam tata kelola air tanah, kebersihan dan dampak lingkungan.
Ditemukannya tumpukan busa tebal berwarna putih menutupi permukaan Kali Sentiong atau lebih dikenal dengan sebutan Kali Item di Kemayoran, Jakarta Pusat misalnya, telah menjadi perbincangan hangat belakangan ini di media sosial.
Pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku bahwa ternyata tumpukan busa tersebut diduga bersumber dari limbah detergen dan limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke kali.
(Baca Juga : Baca Juga : Blak-blakan Robby Kurnia : Mencari Inovasi Baru Sampai ke Luar Negeri)
Lantas benarkah limbah jasa cuci mobil sebagai salah satu penyumbang pencemaran sungai dan kali di Indonesia ?
Robby Kurnia, CEO Autoglaze Indonesia
salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa Auto-Detailing membenarkan hal tersebut.
"Ya benar dong, kalau sekarang itu kan dampak lingkungan hidupnya jelek. Mangkanya kenapa, di luar negeri ada cucian mobil enggak? Ada dong. Tapi ko sungainya bersih? Karena enggak ada limbah disana," kata Robby Kurnia kepada GridOto.com di kantornya, Kamis (17/1/2019).
Menurut dia, kenapa hal ini kerap terjadi karena problemnya adalah orang Indonesia masih belum mau maju.
(Baca Juga : Blak-blakan Robby Kurnia: Kiat Sukes dalam Membangun Bisnis Autoglaze)
"Selalu maunya murah, beli bahannya murah, lingkungan bukan urusannya. Padahal efeknya panjang bagi jaman anak cucu mereka," paparnya.
Ia menghimbau, seharusnya para pengusaha pencucian mobil agar selalu perhatikan bahan yang digunakan.
"Siapkan bahan-bahan yang memang ramah lingkungan. Untuk itu, arahnya nanti semua car wash harus ramah lingkungan," pesannya.
"Apa yang tren diluar negeri pasti ada di Indonesia. Karena Indonesia adalah negara berkembang, contoh saja apa yang ada di negara maju," ucap Robby.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR