GridOto.com - Sepanjang sejarahnya sejak pertama kali digelar di 1949, aturan poin finis di ajang balap Grand Prix (sekarang MotoGP) selalu berubah.
Berikut sejarah perkembangan aturan di kelas premier ajang balap Grand Prix
1. 1949
Pertama kali diadakan dengan 6 seri, hanya ada 5 pembalap tercepat yang berhak mendapat poin.
Urutan poinnya adalah 10, 8, 7, 6, dan 5 poin.
(Baca Juga : Mana yang Lebih Cepat, Motor MotoGP Atau Motor World Superbike?)
Ada 1 tambahan poin untuk pembalap yang meraih lap tercepat.
2. 1950-1968
Di tahun kedua, ada 6 pembalap tercepat yang mendapat poin.
Urutannya 8, 6, 4, 3, 2, dan 1 poin.
3. 1969-1987
Pada periode ini, ada 10 pembalap yang berhak mendapat poin.
Urutannya 15, 12, 10, 8, 6, 5, 4, 3, 2, dan 1 poin.
4. 1988-1991
Mulai 1988, pembalap yang berhak mendapat poin ada 15.
Urutannya 20, 17, 15, 13, 11, 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, dan 1 poin.
Hanya saja pada 1991 ada peraturan yang sedikit beda.
(Baca Juga : Antara Motor 2-Tak dan Motor 4-Tak di MotoGP, Siapa Lebih Ngebut?)
Hanya 13 pembalap teratas yang dihitung, jadi pembalap ke-14 dan ke-15 tidak mendapat poin.
5. 1992
Tahun 1992, jumlah pembalap yang berhak mendapat poin berkurang jadi hanya 10 pembalap saja.
Urutannya 20, 15, 12, 10, 8, 6, 4, 3, 2, dan 1 poin.
6. 1993-sekarang
Mulai 1993 sejak Dorna Sports jadi pemilik MotoGP, aturan poin kembali berubah.
Ada 15 pembalap yang mendapat poin.
Urutannya dari yang pertama ke 15 adalah 25, 20, 16, 13, 11, 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, dan 1 poin.
Editor | : | Anton Hari Wirawan |
Sumber | : | Boxrepsol.com |
KOMENTAR